Pertamina Dorong UMKM Go Global, Begini Cerita Binaan Berdayakan Mantan TKI hingga Beromzet Miliaran

Dompu, 9 Oktober 2020 — Pendampingan dan pembinaan secara intensif kepada UMKM binaan senantiasa dilakukan PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan. Skema pembinaan yang diterapkan yakni diawali dengan kondisi UMKM tradisional, kemudian menjadi Go Modern, lalu Go Digital, menjadi Go Online, hingga akhirnya bisa menembus pasar internasional menjadi Go Global.

Seperti yang sudah diterapkan pada salah satu binaannya, Nurchaeti. Pemilik usaha N&N Internasional ini sudah menerapkan seluruh skema pembinaan UMKM dari Pertamina. Sehingga kini ia dapat memetik buah manis dari usahanya tersebut. Namun, siapa sangka, perjalanan Nurchaeti menapaki bisnisnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

“Awalnya saya adalah seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Singapura. Kemudian tahun 2013 memutuskan pulang ke Indonesia dan buka usaha laundry. Tiga bulan pertama gagal total, hingga akhirnya bisa bertahan dan punya 6 cabang,” tuturnya.

Dari pengalaman itu, semangat bisnis Nur kian membara. Berawal dari mengikuti pelatihan bisnis kuliner, Nur mendapatkan ilmu berharga terkait bagaimana menentukan harga jual dan manajemen pemasaran. Ia pun kepikiran untuk langsung terjun melakukan bisnis kuliner. “Ternyata margin jualan makanan gede juga, ya,” ujar Nur.

Awalnya, Nur mencoba memproduksi roti manis. Namun karena kurang menguasai resep membuat adonan roti yang benar-benar pas, maka gagal lah proses pembuatan roti tersebut. Nur lalu teringat bahwa almarhumah neneknya memiliki resep keripik pisang yang enak sekali. “Saat itu, saya kepikiran untuk memanfaatkan resep turun temurun keluarga menjadi sebuah peluang bisnis,” tegasnya.

Benar saja, dengan modal Rp 100 ribu untuk membeli pisang tanduk dan bahan lain. Bisnis Nur perlahan mulai gemilang. Hingga puncaknya, di akhir tahun 2015, Nur bertemu dengan seorang distributor keripik di Brunei Darussalam di sebuah pameran. Tertarik dengan produk Nur, mereka pun sepakat menjalin kerjasama untuk memasarkan produk Nur di Brunei. Alhasil, produk keripik pisang Nur pun booming di negeri tersebut.

Tidak hanya ke Brunei. Nur mengaku, setiap empat bulan sekali rutin mengekspor produk keripiknya ke berbagai negara. Tidak tanggung-tanggung, sekali pengiriman bisa mencapai satu kontainer keripik. Dengan harga Rp 10 ribu per kilogram, ia bisa meraup omzet Rp 500 juta hingga Rp 800 juta setiap pengiriman. Jika ada lebih dari satu negara tujuan dalam sekali pengiriman, omzet yang didapat bisa lebih dari Rp 1 miliar.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, ia mengirim 1 kontainer ke Dubai dan Qatar. Selain Qatar, produknya kini sudah sampai ke beberapa negara Eropa seperti Prancis, Belgia, Jerman dan Belanda. Di negara Eropa tersebut, produk kripik apel yang menjadi primadona. Sedangkan di Qatar, justru produk kerupuk jengkol yang menjadi idola.

Jika awalnya usaha rumahan, kini Nur sudah memiliki workshop di daerah Karawang, Jawa Barat. Di sana, ia memiliki sekitar 260 tenaga kerja untuk membantu proses produksi keripik miliknya. Dengan mengusung usaha berbasis sociopreneur, ia banyak menggunakan jasa para mantan TKI yang sudah lanjut usia terutama dari kalangan ibu-ibu. “Saya berkeinginan membuat kampung keripik dan bisa memberdayakan ibu rumah tangga agar bisa mendapat penghasilan tambahan untuk keluarganya,” tuturnya. Bagi yang berminat mencicipi produk Nurchaeti bisa dilihat pada media sosial @nn_international.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengapresiasi langkah yang dilakukan Nurchaeti. Menurutnya, salah satu tujuan UMKM adalah menciptakan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi dari tingkat yang paling kecil. ”Sehingga dapat membantu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia,” ujar Fajriyah. 

Pertamina juga akan membantu UMKM untuk naik kelas menjadi UMKM unggul dan mandiri melalui beberapa tahapan seperti membantu dapat pengurusan izin usaha atau sertifikat lain. Setelah itu mendorong dari UMKM tradisional menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global. ”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Fajriyah.

Share this post