Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjadi narasumber pada acara hari ke-2 ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023 “Implementation of The ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” yang diselenggarakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pada Selasa (5/9/2023).

AIPF 2023, Dua Strategi Pertamina untuk Kurangi Perubahan Iklim

Jakarta, 6 September 2023 – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN berkomitmen dalam menerapkan pembangunan yang berkelanjutan. Erick menyebut model pembangunan yang berkelanjutan tak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, melainkan juga bagi kinerja perusahaan.

"Kita lihat bersama, pembangunan yang berkelanjutan ini menjadi perhatian global. BUMN pun tidak boleh ketinggalan sebagai agen pembangunan di Indonesia," ujar Erick di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Erick mengatakan pembangunan yang berkelanjutan juga dapat menjadi strategi bisnis yang adaptif dengan perubahan zaman dan tantangan global. Sebagai perusahaan yang berhasil menembus Fortune 500, Erick menilai PT Pertamina (Persero) memiliki banyak peluang kerja sama dalam hal ini.

"Forum AIPF ini tentu menjadi kesempatan bagi Pertamina dalam menjajaki kerja sama dengan investor dan mitra strategis untuk bersama-sama mengembangkan dekarbonisasi hingga transisi energi," kata Erick.

Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) berperan penting dalam mengurangi perubahan iklim. Pertamina menjalankan dua strategi utama, yakni upaya dekarbonisasi (pengurangan emisi) pada operasional bisnis eksisting serta membangun dan mengembangkan energi transisi, melalui green business seperti hydrogen, ammonia dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini, pada Panel Diskusi bertajuk on the Prospect of Green Infrastructure Investment Across Different Areas of the Indo-Pacific, pada acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (6/9).

Emma menjelaskan, Pertamina memiliki mandat untuk menjaga kedaulatan energi Indonesia. Namun, lebih dari mandat tersebut, Perseroan juga mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission sebagai upaya menjaga perubahan iklim. Untuk itu, Pertamina meningkatkan alokasi investasinya pada bisnis baru terbarukan, terutama melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE).

“Pendapatan Pertamina saat ini dikontribusi dari bisnis fossil. Namun pada masa mendatang, energi baru terbarukan akan meningkat. Itulah yang mendorong kami meningkatkan nilai investasi untuk memperkuat bisnis baru terbarukan tersebut,” jelas Emma.

Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan green energy, termasuk geothermal (panas bumi) dan pembangkit listrik tenaga gas. Pertamina memiliki kapasitas panas bumi (geothermal) sebesar 700 Mega Watt (MW) dan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 1,8 Giga Watt (GW). Pertamina juga tengah dalam proses diskusi dengan calon offtaker untuk melakukan ekspor green hydrogen.

Lebih jauh, Pertamina optimistis akan memperoleh pendanaan green financing untuk program-program green business tersebut. “Melalui metodologi operasional yang berkelanjutan (green operating model) dan skor ESG yang baik, kami yakin Pertamina akan menjadi investasi yang menarik bagi investor,” jelasnya.

Saat ini, Pertamina memiliki skor ESG 22,1 dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics dan dinilai memiliki tingkat risiko Medium. Dengan skor tersebut, Pertamina berada di peringkat 2 secara global dalam sub-industri Integrated Oil & Gas oleh Sustainalytics.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.**

Share this post