Trillion Dollar Club

Trillion Dollar Club

Welcome to the Trillion Dollar Club, Microsoft!

April lalu (25/4) valuasi pasar Microsoft akhirnya berhasil menembus US$1 triliun. Kini, perusahaan perangkat lunak raksasa tersebut menjadi satu dari tiga perusahaan publik lainnya yang sepanjang sejarah berhasil menembus US$1 trilliun AS, setelah Apple dan Amazon pada Agustus dan September 2018 lalu. Valuasi Microsoft melonjak setelah mereka mengumumkan hasil operasinya yang melebihi ekspektasi pelaku pasar. Microsoft mencatatkan pendapatan sebesar US$30,6 miliar dan laba bersih sebesar US$8,8 miliar pada kuartal lalu.

Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada April 1975 mulai membuka diri ke public (go public) dan melakukan penawaran umum perdana pada Maret 1986 dengan harga saham pembukaannya US$21 per lembarnya atau hanya sekitar Rp290 ribu. Bandingkan dengan harga saham Microsoft yang sekarang mencapai US$128,15 atau mencapai lebih dari Rp1,8 juta per lembar (7/5). Berbeda dengan saat go public, Microsoft saat ini tidak hanya berkutat di bidang perangkat lunak saja, seperti sistem operasi Windows dan aplikasi perkantoran Office. Bisnis Microsoft juga meluas ke bisnis cloud, kecerdasan buatan (artificial intelegence), serta perangkat (device).

Dalam pengumuman kinerja terakhir terungkap, ada tiga sumber pendapatan utama perusahaan, yaitu segmen produktivitas dan proses bisnis yang menyumbang US$10,2 miliar, segmen intelligent cloud yang menyumbang US$9,7 miliar, serta segmen personal computing yang menyumbang US$10,7 miliar. Dari ketiga segmen tersebut, intelligent cloud mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, segmen tersebut tumbuh 41 persen. Pertumbuhan itu didukung oleh meningkatnya pendapatan dari Azure, layanan cloud milik Microsoft, yang tumbuh 73 persen. Pembuat perangkat lunak tersebut memang mendorong produk cloud-nya dalam beberapa tahun terakhir, guna mengejar dominasi Amazon Web Service (AWS). Azure saat ini berada di urutan kedua di belakang AWS untuk layanan cloud, namun di depan layanan milik Google.

Jadi, siapa selanjutnya yang akan bergabung dalam Trillion Dollar Club?

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post