Brexit Paralysis

Brexit Paralysis

Awal November 2019, Moody’s menyatakan akan mengubah outlook peringkat kredit Inggris menjadi negatif. Rencana pemangkasan peringkat kredit Inggris sebelumnya juga telah digaungkan oleh S&P pada Oktober 2019. Lembaga pemeringkat melihat bahwa pemerintahan Inggris sedang mengalami kelumpuhan sebagai akibat dari belum dicapainya kesepakatan dan ketidakjelasan kebijakan Brexit.

Dalam laporannya, Moody’s menyatakan bahwa dua faktor utama yang mendasari pemangkasan rating kredit Inggris dari Aa2 “stabil” menjadi “negatif” adalah kondisi institusi Inggris yang semakin melemah dan harus bertahan di tengah ketidakpastian kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan fiskal. Lebih lanjut, kekuatan ekonomi dan fiskal Inggris juga dilihat semakin menurun dan rentan. Hal ini menyebabkan investor sulit untuk memprediksi arah kebijakan dan kapabilitas ekonomi Inggris.

Rilis Bloomberg juga menyebutkan bahwa lumpuhnya pemerintahan Inggris akibat Brexit selama tiga tahun terakhir telah menimbulkan kegusaran pada para pelaku usaha dengan terhambatnya investasi. Tahun 2019, pesismisme pelaku usaha mencapai level tertingginya. Stagnansi belanja modal juga terjadi sejak Brexit dicanangkan, data Office for National Statistics Inggris menunjukan bahwa investasi bisnis di Inggris berjalan 5 milliar pound lebih rendah daripada seharusnya.

Rilis Bloomberg juga menyebutkan bahwa lumpuhnya pemerintahan Inggris akibat Brexit selama tiga tahun terakhir telah menimbulkan kegusaran pada para pelaku usaha dengan terhambatnya investasi. Tahun 2019, pesismisme pelaku usaha mencapai level tertingginya. Stagnansi belanja modal juga terjadi sejak Brexit dicanangkan, data Office for National Statistics Inggris menunjukan bahwa investasi bisnis di Inggris berjalan 5 milliar pound lebih rendah daripada seharusnya.

Uni Eropa telah memperpanjang tenggat waktu Brexit hingga Januari 2020. Setelah sebelumnya penundaan dilakukan dari April 2019 ke Oktober 2019. Penundaan dilakukan sampai kesepakatan Brexit dicapai. Proposal kesepakatan yang diusulkan selama ini belum mampu menjawab permasalahan kebijakan dagang dengan pasar Uni Eropa dan isu perbatasan Irlandia.

Dukungan politik diperlukan Perdana Menteri Boris Johnson agar skenario Brexit-nya diterima parlemen dan kesepakatan dapat dicapai. Kesepakatan tersebut akan menjadi kunci untuk mengakhiri “Brexit Paralyis”, namun ekonomi Inggris masih harus dihadapkan dengan berbagai tantangan lain dalam masa transisi nanti.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post