Apple’s China Headache

Apple’s China Headache

Di awal tahun ini, CEO Apple mengejutkan pelaku pasar, dengan suratnya kepada investor yang mengkoreksi proyeksi kinerja Apple kuartal I tahun ini. Pada November lalu, Apple memberikan proyeksi pendapatan untuk kuartal I 2019, antara US$89-93 miliar. Nilai yang kemudian dikoreksi oleh Tim Cook, yang turun menjadi sekitar US$84 miliar. Jika dibandingkan dengan kinerja kuartal I tahun 2018, yang sebesar US$88,3 milyar, nilai tersebut tentunya lebih kecil.

Dalam suratnya, Tim Cook menguraikan beberapa alasan untuk penyesuaian ini. Pertama adalah karena peluncuran beberapa produk baru seperti iPhone, iPad dan MacBook yang masih terkendala akibat proses produksi dan distribusi, yang kemungkinan tidak akan berkontibusi ke pendapatan Apple secara signifikan di kuartal I. Alasan lain adalah karena penguatan Dolar AS terhadap mata uang lain yang akan mengurangi pendapatan Apple karena konversi kurs. Dan terakhir adalah karena pelemahan ekonomi, khususnya di negara emerging market, yang berdampak pada berkurangnya permintaan akan produk Apple. Cook juga menyoroti ketegangan hubungan dagang China dan AS. Menurutnya, minat konsumen China mulai turun akibat melambatnya ekonomi di sana, terbukti dari jumlah kunjungan ke Apple Store yang mulai menurun.

Namun demikian, banyak analis yang memandang bahwa pasar Apple di China memang sudah menurun. Sumbangan pendapatan Apple dari China terus menurun, dari sekitar 22% di 2015 menjadi 18% di 2018. Selain karena tergerus oleh merek-merek lokal dan produk imitasi, juga karena harga produk Apple yang cukup mahal. Analis, lebih jauh juga berspekulasi, pasar Apple dapat tergerus lebih dalam karena potensi boikot produk atau merek AS yang muncul akibat perang dagang dan juga kasus tuduhan spionase oleh Huawei.

Yang menarik adalah, analis pasar menjadikan kondisi ekonomi China sebagai acuan tidak resmi untuk mengukur performa Apple. Seiring dengan penurunan pertumbuhan ekonomi China, pendapatan Apple dari China pun menurun. Tahun ini Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6-6,5 persen, dibawah pertumbuhan 2018 dan 2017 yang sebesar 6,5 dan 6,9 persen. Dengan demikian, investor pun bersiap untuk performa Apple yang menurun.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post