Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin didampingi Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dan Gubernur Jatim, Khofifah Indarparawangsa memberikan keterangan pers usai meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Surabaya, Jawa Timur, (3/2/2023).

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Kemandirian Energi melalui Proyek Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru

SURABAYA, JAWA TIMUR -- Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Ma'ruf Amin mengapresiasi keberhasilan Pertamina menuntaskan proyek Strategis Nasional (PSN) Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, Jawa Timur sehingga bisa menyalurkan gas untuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Menurutnya, hadirnya Lapangan gas JTB diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi penerimaan Negara.

"Saya ucapkan terimakasih kepada Pertamina Group dan semua pihak yang telah mendukung pembangunan ini sehingga akhirnya bisa selesai dengan baik. Semoga Proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan dan menjamin ketersediaan migas di Jawa Timur dan Jawa Tengah hingga bisa terus memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara," ujarnya dalam konferensi pers usai peresmian proyek tersebut, di Ballroom Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 8 Februari 2023.

Ma'ruf menambahkan, hingga saat ini sektor hulu migas masih berperan strategis, baik bagi pendapatan negara maupun sebagai penggerak ekonomi nasional. Hal tersebut juga berkaitan dengan akselerasi transisi energi sekaligus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional.

"Saat ini sektor hulu migas, khususnya pemanfaatan gas bumi justru meningkat. Itu menunjukkan peran vital gas bumi, baik dari aspek pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi Indonesia. Gas bumi memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Sebab, gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Oleh karena itu pemerintah terus mendorong pemanfaatan teknologi bersih dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan lapangan unitisasi JTB yang baru diresmikan ini," jelasnya.

Ma'ruf juga menggarisbawahi kaitan proyek JTB dengan transisi energi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga ketahanan dan kemandirian energi dengan memperhatikan beberapa hal.

"Sebelum pengembangan Energi Baru Terbarukan dikembangkan secara masif, guna merealisasikan target produksi minyak bumi 1 Juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030, perlu diperhatikan beberapa hal, mulai dari perlu adanya kepastian, juga kemudahan perizinan agar percepatan realiasi produksi lapangan gas dapat segera dilaksanakan. Perlu segera diselesaikan desain kebijakan gas nasional, percepatan pengembangan cadangan gas, percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur gas hingga penggunaan teknologi rendah karbon dalam industri migas," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, setelah proyek ini beroperasi, gas yang dihasilkan akan dialokasikan untuk pembangkit listrik, industri, dan Jaringan gas (jargas) ke masyarakat.

Contohnya, JTB akan menyuplai gas khususnya untuk Jawa Timur, baik untuk industri maupun masyarakat. Sebagian besar ini akan dialokasikan satu untuk pembangkit listrik, sehingga nantinya listrik yang dinikmati oleh masyarakat gasnya dari daerah ini sendiri. Kedua, untuk industri di Jawa Timur. Yang besar adalah industri pupuk yang akan disuplai dari JTB. Ketiga, untuk Jargas masyarakat Jawa Timur. Ada sekitar 163 ribu saluran jargas rumah tangga dan tahun ini akan ditambah lagi 92 ribu saluran jargas. Seluruh pasokan gasnya akan berasal dari JTB.

"Intinya semua berasal dari sumber daya daerah di Jawa Timur, untuk masyarakat Jawa Timur, sehingga kemandirian energi dari sektor gas ini akan terwujud di wilayah ini," tuturnya.

Dari total kemampuan produksi JTB sebesar 192 MMSCFD, sebanyak 100 MMSCFD akan disalurkan untuk kebutuhan pembangkit listrik milik PLN, 72 MMSCFD akan disalurkan untuk kebutuhan gas industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu alokasi gas JTB juga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di Lamongan melalui program jaringan gas (jargas) sebesar 0.2 MMSCFD.

Sedangkan 20 MMSCFD sisa gas yang tersedia, sedang dalam proses penetapan alokasi dan evaluasi di Kementerian ESDM serta SKK Migas, rencananya sebagian akan dimanfaatkan untuk pabrik pupuk di Jawa Timur.*RIN

Share this post