Tour de Terumbu, Upaya Pertamina Bersama TNKT Jadikan Togean sebagai Cagar Biosfer

KEPULAUAN TOGEAN –  Sebagai salah satu upaya untuk turut melestarikan terumbu karang di perairan Sulawesi, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi bersama Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT) melakukan transplantasi karang yang dikemas dalam ‘Tour de Terumbu’ di Pulau Pangempa, Kepulauan Togean, Kamis (6/9/2018). Transplantasi karang ini dilakukan  oleh para penyelam TNKT dan Pertamina MOR VII  yang dilepas secara simbolis oleh General Manager MOR VII Tengku Fernanda.

“Kepulauan Togean memiliki luas terumbu karang 13.909 hektar, namun lebih dari dari 50 persen atau 8.345 hektar terumbu karang berstatus rusak dan sisanya hanya 5.564 hektar yang berstatus sehat. Karenanya Pertamina bersama Balai TNKT melakukan transplantasi karang sebanyak 5.600 bibit di Pulau Pangempa, Togean,” jelas Tengku Fernanda.

Kegiatan ‘Tour de Terumbu’ ini, lanjut Tengku, merupakan bagian dari upaya konservasi dan pelestarian kehidupan bawah laut yang menjadi salah satu komitmen kepedulian Pertamina di bidang lingkungan hidup. “Khusus di Togean, secara jangka panjang kegiatan ini menjadi bentuk dukungan kami bersama TNKT untuk mewujudkan Togean menjadi cagar biosfer,” imbuhnya.

Kepala Balai TNKT Bustang menjelaskan,  cagar biosfer merupakan  kawasan yang terdiri dari daratan, perairan, dan pantai yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan. "Keberadaan cagar biosfer bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara melestarikan keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan kebudayaan," ujar Bustang.

Sesuai dengan namanya, kegiatan ‘Tour de Terumbu’ ini tidak hanya dilakukan di Kepulauan Togean, namun tur transplantasi karang di tiga lokasi. “Selain di Kepulauan Togean, rangkaian tur kegiatan transplantasi karang ini telah didahului di dua lokasi, yakni di Wakatobi dengan 1.000 bibit pada Sabtu, (25/8/2018) dan di Kolaka dengan  200 bibit pada Rabu, (29/8/2018) lalu,” ungkap Tengku.

Dalam prosesnya, transplantasi karang dilakukan dengan mengaitkan karang ke media yang telah diletakkan di bawah laut berbentuk seperti meja, berfungsi sebagai substrat atau tempat karang menempel, dengan total 280 substrat. “Lewat transplantasi karang, kita melakukan intervensi percepatan regenerasi karang dan perbaikan lingkungan yang rusak dan tak bisa lagi ditumbuhi karang,” kata Tengku.

Tengku berharap karang yang telah ditanam nantinya dapat dijaga keberlangsungannya. “Sebaik apapun kondisi terumbu karang di suatu lokasi, bila terus menerus mendapatkan gangguan ataupun tekanan tentunya akan dapat merusak ekosistemnya. Karenanya Pertamina melalui TNKT juga melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar serta wisatawan mengenai pentingnya ekosistem terumbu karang mengingat kawasan Togean ini juga merupakan kawasan wisata dengan intensitas kunjungan wisatawan yang cukup tinggi,” ujarnya.

Adapun di pertengahan bulan September ini Pertamina MOR VII juga akan memberikan bantuan transplantasi terumbu karang di Baubau sebanyak 1.800 bibit karang. “Sebelumnya beberapa program konservasi laut telah kami lakukan di wilayah Sulawesi antara lain kegiatan penanaman 500 bibit Mangrove dan Pembangunan Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Lantebung, Bira Kota serta transplantasi lebih dari 9 ribu terumbu karang di Sulawesi sejak tahun 2013,” pungkas Tengku.•MOR VII

Share this post