Sumur CBM Pertama Pertamina Mulai Dioperasikan

Sumur CBM Pertama Pertamina Mulai Dioperasikan

Sumur CBMMuara Enim - Sumur ME-III-CBM-001, di Muara Enim, Sumatera Selatan menjadi sumur Coal Bed Methane (CBM) pertama yang dioperasikan oleh Pertamina melalui Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera 4 (PHE Metra 4). Kandungan Gas CBM di sumur Muara Enim ini diperkirakan bisa terus digenjot sampai 30 tahun mendatang.


Bertempat di Desa Jiwa Baru, Kecamatan Lubai, Muara Enim, Sumatera Selatan, Sabtu (8/12), seremonial pengeboran dan first CBM coring atau pengambilan sampel pertama batubara di Sumur ME-III-CBM-001 dilakukan oleh Senior Vice Presiden Upstream Strategic Planning and Subsidary Pertamina, Rony Gunawan didampingi VP Gas Metana Batubara PHE Budi Tamtomo dan GM PHE Metra 4, Ahmad Susilo.


Sumur yang berada di atas lahan seluar 4 hektar ini merupakan sumur Corehole-Exploratory yang dioperasikan oleh PHE Metra 4 di Muara Enim. Rencananya akan ada delapan sumur di bor di Blok ini untuk tahap eksplorasi. Sejatinya PHE Metana memiliki 9 Blok yang akan mengoperasikan sumur CBM. Yakni 2 Blok di Kalimantan dan 7 Blok di Sumatera, termasuk didalamnya adalah Suban Air Benakat dan Muara Enim I dan III.


“Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah untuk mencari sumber energi baru terutama dari batu bara untuk menggantikan cadangan migas konvensional. Ke depannya cadangan migas konvensional semakin susah didapat, dan CBM adalah alternatif energi untuk Indonesia,” kata SVP Upstream Strategic Planning and Subsidary Pertamina, Rony Gunawan.


Gayung bersambut, ihtiar baik PHE Metra 4 mencari sumber energi baru disambut baik oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut terbukti dengan cepatnya proses pembebasan lahan dan surat izin pengeboran, yang hanya memakan waktu 4 bulan.


“Kami sangat mendukung upaya PT PHE Metra 4 melakukan pengeboran gas metana CBM di wilayah ini. Jika berhasil, bukan tidak mungkin ke depan CBM akan menjadi sumber energi terbaru yang akan menjadi andalan kabupaten Muara Enim. Tentunya akan memberikan manfaat positif bagi pembangunan daerah dan penyerapan tenaga kerja,” kata Wakil Bupati Muara Enim, Nurul Aman yang hadir dalam acara tersebut, bersama berbagai tokoh masyarakat lainnya.


CBM termasuk ke dalam gas unconventional atau gas yang diproduksi dari sumber daya non minyak dan gas bumi. Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai negara dengan cadangan CBM terbesar di dunia dengan potensi mencapai 453 Trilliun Cubic Feet (TFC). Potensi terbesar CBM di Indonesia berada di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Hal tersebutlah yang membuat Pertamina berusaha mengeksplorasi potensi CBM yang belum pernah dilakukan sebelumnya.


GM PHE Metra 4 Achmad Susilo mengatakan tajak pertama sumur Muara Enim dilakukan pada (24/11), sesuai dengan rencana tahun 2012 yang menargetkan pengeboran satu sumur. Hal ini juga mengacu dengan komitmen PHE Metra 4 kepada pemerintah tentang pembangunan 3 sumur pada tiga tahun pertama untuk lebih meningkatkan geliat produksi.


“Setelah satu sumur pertama ini, kami akan pindah ke desa Pager Dewa untuk sumur kedua. Januari 2013 akan dimulai pengeborannya. Kemudian diteruskan dengan sumur 3, 4, dan 5 dan berikutnya,” jelasnya.


Dari hasil pemboran saat ini, PHE Metra sudah mengidentifikasi dan mendapatkan coring atau batuan sampel batu bara dari 7 lapisan. Dengan variasi ketebalan antara 2 meter hingga 20 meter, pada kedalaman 350-600 meter dibawah permukaan. Achmad menuturkan, dalam mengerjakan proyek ini PHE Metra dibantu oleh beberapa mitra kerja. Salah satunya dengan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI). Untuk melubangi area Muara Enim ini, PHE Metra 4 merogoh kocek sebesar 2 juta dolar AS per satu sumur.


Sementara SVP Upstream Strategic Planning and Subsidary Pertamina Rony Gunawan mengatakan, untuk Muara Enim III ini, Pertamina memiliki PI sebesar 70 persen berpartner dengan PT Baturaja Metana Indonesia (BMI), 30 persen, yang diperkirakan menghasilkan gas sekitar 1,5 mmscfd. “Sekarang kita sudah memasuki tahun ke dua, dan nanti tahun depan kita akan membor enam sumur pilot, dengan total investasi mencapai 15 juta dolar AS, sampai tahapan eksplorasi untuk 8 sumur di Muara Enim tadi,” papar Rony.


Ihwal pasar, Rony mengatakan untuk pertama-tama ini sasarannya adalah PLN, sebagai bahan baku pembangkit listrik. Ke depannya Pertamina akan meninjau apakah gas tersebut akan diproduksi sampai ke power, dalam bentuk listrik jadi yang langsung dialirkan ke PLN.


Potensi gas metana yang dihasilkan batubara di sumur Muara Enim ini ditaksir dapat sustain berproduksi sampai 30 mendatang. Hal tersebut dikarenakan karakter batu bara yang terkandung di bawah pemukaannya sangat tebal dan bagus. (SHA)

Share this post