Sinergi Dua BUMN Atasi Krisis Energi

Sinergi Dua BUMN Atasi Krisis Energi

HOA_PERTAGAS_PTPN 1JAKARTA – Ihwal rencana penyaluran gas ke kawasan Ekonomi (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. PT Perta­gas Niaga bersinergi dengan PT Perkebunan Nusantara III melalui penandatanganan Head of Agreement di Kantor Pusat Pertamina, (8/11).

 

Prosesi penandatanganan yang dilaksanakan oleh Direktur Utama PT Pertagas Niaga, Jugi Prajugio dan Direktur Utama PTPN III, Bagas Angkasa itu disaksikan oleh Direktur Gas Pertamina (Persero), Hari Karyuliarto.

 

Dalam sambutannya Hari Karyuliarto, menjelaskan bahwa bentuk kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan komitmen  jaminan pasokan gas untuk mengatasi krisis energi di Sumatera Utara serta sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MOU yang sudah dilakukan kedua belah pihak sebelumnya, pada (27/5).

 

Terkait kurangnya suplai gas di Sumatera Utara, Hari mengatakan perlunya pembangunan infrastruktur gas di wilayah tersebut. “Bentuk kerja sama ini sangat berguna untuk saling menyinergikan dua perusahaan BUMN Indonesia guna membantu perekonomian bangsa,” ungkapnya.

 

Kendati begitu, ada salah satu kendala yang bakal dihadapi yaitu mengenai supply dan demand. “Bila diibaratkan seperti ayam dan telur, mana yang lebih dahulu antara keduanya. Oleh karena itu diharapkan dengan terbentuknya kerja sama ini mampu mengatasi permasalahan tersebut,” papar Hari.

 

Pasokan gas dari Pertagas Niaga itu, merupakan hasil regasifikasi Floating Storage Regafication Unit (FSRU) Arun yang akan digunakan untuk kebutuhan industri di KEK Sei Mangkei. Industri yang akan menempati KEK Sei Mangkei antara lain, Samator Group, Procter and Gamble (P&G), dan PT Unilever Oleochemical.

 

Untuk menunjang proyek pembangunan itu yaitu dengan menggunakan skema kerja sama penyediaan gas, antara Pertagas Niaga dengan konsorsium Independent Power Producer (IPP) KEK, dan PT Pertamina (Persero). Hal ini sejalan dengan dari strategi Pertamina untuk mengembangkan bisnis power.

 

Pembangunan IPP itu, berdasarkan pada proyeksi kebutuhan listrik di KEK Sei Mangkei sebesar 238 MW hingga 25 tahun ke depan. Saat ini, Sei Mangkei baru memiliki pembangkit listrik berbahan bakar biomass dengan kapasitas 7 MW.•EGHA

Share this post