Polusi Udara, Ini Tips Kesehatan dari IHC

Fenomena polusi udara tidak bisa dipandang sebelah mata karena bisa berdampak pada kesehatan saluran pernapasan. Sebagai anak perusahaan Pertamina sekaligus holding rumah sakit BUMN, PT Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation (IHC) memberikan tips kesehatan.

Menurut Dokter Spesialis Lari dari RS Pusat Pertamina, Dian Prastiti Utami menjelaskan, kualitas udara yang dihirup memengaruhi kesehatan paru-paru secara serius.

"Partikel-partikel mikro yang terbawa oleh polusi udara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan. Beberapa di antaranya penyakit pernapasan kronis, seperti asma dan bronkitis, serta meningkatkan risiko infeksi pernapasan," ungkapnya.

Karena itu, dr. Dian berbagi saran praktis untuk melindungi kesehatan paru-paru.

“Ketika indeks kualitas udara buruk, pertimbangkan untuk membatasi aktivitas luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Menggunakan masker juga dapat membantu mengurangi paparan polutan sekaligus membantu untuk melindungi paru dari pajanan partikel berbahaya di udara,” tandasnya.

Saat berolahraga atau beraktivitas di area yang berpolusi, tentu akan semakin banyak zat polutan yang terhirup dan memberikan dampak negatif terhadap paru. Pada saat itu frekuensi napas seseorang akan meningkat sehingga akan lebih banyak udara yang terhirup. Bila ingin melakukan olahraga atau aktivitas fisik di luar ruangan terutama di daerah padat polusi, upayakan tetap menggunakan masker. Bila memungkinkan, pilih area yang banyak pepohonan dan jauh dari polusi udara.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh memiliki peran yang sangat penting untuk melindungi paru dari efek buruk polusi udara. Tubuh mempunyai berbagai cara perlindungan termasuk mekanisme batuk, produksi dahak, serta mekanisme kerja sel-sel darah putih untuk mengeluarkan partikel-partikel yang masuk ke dalam tubuh.

“Karena itu lengkapi juga dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan tambahan konsumsi vitamin atau suplemen,” imbuh dr. Dian.

Lalu bagaimana cara membedakan antara gejala pernapasan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi, dengan gejala yang mungkin disebabkan oleh pajanan polusi udara?

Menurut dr. Dian, secara umum gejala pernapasan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi dan pajanan polusi udara hampir sama. Cara membedakannya dengan melihat riwayat pajanannya. Pasien dengan masalah pernapasan akibat polusi udara biasanya ada riwayat terpajan dengan zat polutan udara dalam waktu dan jumlah tertentu. Contohnya, para pejalan kaki, pengendara sepeda motor, atau pekerja pabrik yang tidak menggunakan masker dengan baik.

Gejala pernapasan akibat alergi umumnya didahului pajanan pencetus yang spesifik, seperti debu, udara dingin, kapuk, bulu binatang, maupun makanan tertentu seperti produk makanan dari laut, kacang, telur, coklat, air es, susu, dan nanas.

Sedangkan gejala pernapasan akibat infeksi umumnya dapat terjadi secara akut maupun kronik, umumnya batuk berdahak, dapat disertai pilek maupun nyeri tenggorok, demam dan sebagainya.*IHC

Share this post