PHE ONWJ Raih Penghargaan dari SKK Migas

PHE ONWJ Raih Penghargaan dari SKK Migas

PHEONWJ AwardBANDUNG – PHE ONWJ bersama dengan beberapa anak perusahaan Pertamina Group mendapat penghargaan terkait pengelolaan rantai suplai dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), di Bandung, (8/3).


Penghargaan tersebut meliputi KKKS dengan Pencapaian Tingkat Kom­ponen Dalam Negeri (TKDN) terbaik diberikan kepada Pertamina EP, KKKS dengan KPI Terbaik Kategori I diberikan kepada JOB Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ), serta KKS dengan poster TKDN terbaik untuk Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO. Sedangkan bagi PHE ONWJ, ini merupakan kedua kalinya mendapatkan penghargaan KPI Terbaik Kategori III.


Kadiv Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas Endah Setyaningtyas mengatakan, penghargaan diberi­kan karena perusahaan yang bersangkutan dianggap baik dalam melakukan pengadaan barang dan jasa.


“Pertamina ONWJ kini menjadi yang terbaik dengan nilai spending dalam setahun mencapai lebih dari 500 juta dolar AS selama dua kali berturut-turut. Karena itu, sebagai reward, SKK Migas menaikkan kewenangannya sebesar 2 juta dolar AS untuk peng­adaan barang dan jasa,” ungkap Endah seusai memberikan penghargaan pada SCMCF (Supply Chain Management Consultasion Forum) 2013.


Terkait dengan reward tersebut, Endah mengatakan PHE ONWJ mendapatkan kewenangan lebih dalam pengadaan barang dan jasa yang biasanya bernilai total 5 juta dolar AS, kini menjadi 7 juta dolar AS.


Sementara Vice President Eksploitasi PHE ONWJ Jonly Sinulingga mengatakan, penghargaan ini merupakan buah dari keberhasilan strategi Supply Chain Management (SCM) di PHE ONWJ dengan berbagai si­nergisitas, baik di internal maupun antar KKKS.


Dalam kesempatan terse­but, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini menjelaskan, penghematan pengadaan barang dan jasa di sektor hulu migas selama 2012 mencapai 226 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,2 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak 183 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,78 triliun berasal dari kontrak pengadaan dan pemanfaatan fasilitas bersama. Sisanya, sebesar 43 juta dolar AS atau Rp 420 miliar berasal dari optimalisasi inventory.


“Pencapaian ini 46 persen lebih tinggi dari target tahun 2012 yang sebesar 155 juta dolar AS,” kata Rudi. Menurutnya, penghematan pengadaan barang dan jasa menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya. Tahun 2013, SKK Migas dan kontraktor menargetkan penghematan senilai 200 juta dolar AS. “Hal ini bukti konkrit komitmen industri hulu migas untuk lebih efektif dan efisien,” imbuh­nya.(SHA)

Share this post