Pertamina Resmikan 7 Proyek Hilir Migas

Pertamina Resmikan 7 Proyek Hilir Migas

Groundbreaking _Tanjung UbanTANJUNG UBAN –  Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan guna mencapai aspirasi Asian Energy Champion 2025, Pertamina telah memiliki sejumlah strategi yang dicatatkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan, yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja agar dapat berada sejajar dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia. Salah satu pemicu pertumbuhan perusahaan yang diutamakan adalah penguatan bisnis hilir migas melalui pengembangan infrastruktur suplai dan distribusi.

 

“Peresmian proyek-proyek ini diharapkan dapat mendukung pencapaian kinerja dan tugas-tugas Pertamina sebagai Indonesia’s National Energy Backbone sekaligus untuk memantapkan posisi perusahaan dalam penguasaan bisnis niaga migas baik di level na­sio­nal, regional, maupun Inter­nasional,” tutur Karen saat me­resmikan tujuh proyek tersebut, di Tanjung Uban, (12/1).

 

Adapun proyek-proyek yang diresmikan meliputi; pertama, peningkatan kapasitas TBBM Pulau Sambu hingga mencapai 300.000 KL dengan dermaga berkapasitas LR 100.000 DWT yang dilengkapi dengan fasilitas Terminal Automation System, serta blending untuk produk Solar dan MFO berstandar Internasional, kedua, pengembangan TBBM Tanjung Uban dengan tambahan kapasitas tangki timbun sebesar 200.000 KL lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100.000 DWT, serta fasilitas blending Mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta. Kedua proyek ini akan tuntas pada akhir 2016.

 

Ketiga, terminal LPG Panjang, Lampung dengan kapasitas tangki timbun 5.000 metrik ton yang telah melayani pasokan LPG untukLampung dan sekitarnya sekaligus sebagai buffer stock untuk wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu.

 

Keempat, kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) berkapasitas 84.000 cubic metric (setara dengan 50.000 Ton LPG) dengan panjang kapal 225,8 meter yang merupakan terbesar di dunia. Kapal VLGC ini merupakan bagian dari rencana penam­bahan armada milik Pertamina untuk memperkuat jumlah armada kapal milik Pertamina, khususnya tipe LPG carrier untuk meningkatkan efisiensi dan memperlancar distribusi LPG ke seluruh wilayah In­donesia serta meningkatkan posisi tawar Pertamina di antara para ship owners.

 

Selanjutnya adalah tiga proyek Depo Pengisian Pe­sawat Udara (DPPU) di tiga lokasi bandara Internasional, yaitu DPPU Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, DPPU Hassanuddin, Ma­kassar, Sulawesi Selatan, dan DPPU Bandara Internasional Lombok, Mataram, NTB. Ketiga proyek pembangunan DPPU tersebut  bertujuan untuk meningkatkan pe­layanan bisnis penjualan Avtur Pertamina dalam du­nia penerbangan nasional maupun internasional.

 

Menurut Direktur Pema­saran & Niaga Pertamina Ha­nung Budya, peresmian proyek-proyek tersebut sangat penting, karena keberhasilan pembangunan dan revitalisasi adalah bagian dari kemajuan Perta­mina dan Indonesia. “Proyek-proyek ini merupakan proyek strategis yang sangat mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi secara nasional dan menjadi momentum untuk mendukung percepatan proses transformasi eko­nomi khususnya di wilayah bersangkutan serta me­ningkatnya efisiensi eko­nomi dan sistem logistik antarwilayah, antarpulau, dan antarnegara,” ujar Hanung.

 

Ia menyontohkan, pe­ngembangan TBBM Sambu, yang sangat bersejarah karena sudah ada sejak tahun 1918, akan menjadikan Pertamina memasuki babak baru sebagai Storage and Blending Facility Provider. TBBM Pulau Sambu ini nantinya juga akan dimanfaatkan oleh PT Pertamina Energy Services (PES) sebagai sinergi Pertamina dengan Anak Perusahaan untuk mendukung bisnisnya menjadi oil trader di wilayah regional Asia Tenggara.  Hanung juga menyinggung mengenai perkuatan infrastruktur DPPU di tiga bandara Internasional sebagai upaya Pertamina untuk mempertahankan pasar dan mengamankan penguasaan pasar penjualan Avtur di Indonesia sebagai antisipasi dibukanya pasar (open acces) bahan bakar penerbangan domestik.•RUDI

Share this post