Pertamina Kelola Wilayah Kerja Southeast Sumatra


PABELOKAN – Mulai Kamis, (6/9/2018), Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi mengelola 100% wilayah kerja (WK) Southeast Sumatra (SES) dari operator lama CNOOC SES Ltd. Selanjutnya WK SES dioperasikan oleh PHE Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) sebagai operator baru.

Seremoni alih kelola dilakukan di Pulau Pabelokan, Kabupaten Kepulauan Seribu yang menjadi salah satu lokasi penting dalam operasi lepas pantai WK SES, dengan pemakaian atribut Pertamina kepada pekerja yang kini menjadi pekerja PHE OSES serta penyerahan dokumen alih kelola kepada PHE OSES.

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu, PTH Direktur Utama PHE Huddie Dewanto, dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

WK SES merupakan salah satu penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Hingga Agustus 2018, tercatat produksi minyak dan gas bumi di WK SES sebesar 31.120 barrel oil per day (bopd) dan 137,5 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd).

“Alih kelola ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan pemerintah kepada Pertamina. Oleh karena itu, kita semua harus mendukung PHE yang akan menjalankan penugasan ini. WK SES memiliki nilai strategis dalam industri migas di tanah air dalam mendukung pencapaian target produksi nasional untuk mencapai ketahanan energi nasional,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu.

Menurut Dharmawan, hasil produksi gas lapangan SES digunakan untuk pembangkit listrik milik PLN di Cilegon.
"Sebelumnya hasil produksi minyak dari WK SES diekspor seluruhnya. Namun setelah dikelola PHE OSES akan diproses sepenuhnya di kilang-kilang Pertamina untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri," jelasnya.

Ia juga mengapresiasi seluruh pekerja dan manajemen yang terlibat pada masa transisi blok ini sehingga semua proses berjalan dengan lancar. Dharmawan juga mengucapkan selamat bergabung dengan Pertamina Group kepada pekerja CNOOC SES Ltd.

Pada 20 April 2018, WK SES diserahkan ke Pertamina. Dengan 100 persen participating interest diberikan kepada Pertamina, ke depannya WK SES diharapkan dapat memberikan nilai positif bagi ketahanan energi nasional.

“Dengan sistem kontrak kerja sama gross split, PHE OSES diharapkan dapat berproduksi dengan lebih efektif dan efisien. Komitmen Pasti tiga tahun WK SES sebesar US$130 juta, baik untuk kegiatan eksploitasi maupun eksplorasi diharapkan dapat menambah cadangan terbukti juga meningkatkan produksi,” ucap Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

Dalam empat tahun terakhir, tercatat produksi di WK SES stabil dan cenderung menurun di kisaran 31 ribu bopd karena adanya natural decline.

“Ini adalah tantangan bagi kami, bagaimana mengoperasikan lapangan ini secara efisien tanpa mengesampingkan aspek HSSE dan Operational Excellence serta mencari terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan produksi,” ujar PTH Direktur Utama PHE Huddie Dewanto.

Menghadapi tantangan tersebut, PHE OSES telah menyiapkan sejumlah rencana kerja untuk menahan laju penurunan alamiah di lapangan SES melalui komitmen tiga tahun, diantaranya adalah Studi Geology, Geophysics, Reservoir and Production (GGRP), studi Enhanced Oil Recovery (EOR), Seismik, workover dan well services, field reactivation, pemboran infill, serta perawatan, inspeksi dan sertifikasi kehandalan fasilitas.

Selain itu, sebagai bagian dari penandatanganan PSC-Gross Split, kontraktor mendapatkan bagian sebesar 68,5% untuk produksi minyak dan 73,5% untuk produksi gas bumi. Bagian tersebut telah memperhitungkan base dan variable split berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 52 tahun 2017.

“Dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Pertamina, kami yakin mampu mengoperasikan WK SES untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Huddie.

Wilayah Kerja SES merupakan salah satu pioneer dalam kontrak bagi hasil (PSC) lepas pantai di Indonesia. Kontrak bagi hasil WK SES ditandatangani pertama kali pada 6 September 1968 atau kini telah berusia 50 tahun. Selama beroperasi, WK SES pernah mengalami masa puncak produksi pada Juli 1991 dengan produksi harian sebesar 244.340 bopd.*PTM/PRIYO

Share this post