Pertamina Energy Forum 2018 : Unleashing Domestic Resources for Energy Security

JAKARTA – Pertamina kembali menghadirkan forum diskusi energi Pertamina Energy Forum (PEF) 2018. Gelaran yang telah memasuki tahun kelima tersebut secara resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin, Anggota DPR Komisi VI Supratman Andi Agtas, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, di Ballroom Raffles Hotel, Jakarta, pada Rabu (28/11/2018).

Tahun ini, PEF mengangkat tema Unleashing Domestic Resources for Energy Security. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut menjadi wadah para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini dan akurat mengenai upaya pemerintah dan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keynote speech menyampaikan, saat ini kondisi ekonomi indonesia masih mencetak pertumbuhan yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Karena itu, ia berharap Pertamina dapat tetap mengembangkan bisnisnya. Di antaranya dengan mendorong industri petrokimia melalui TPPI untuk bergerak dan menjadi leader dalam penerapan kebijakan B20.

“Kami percaya, Pertamina bisa melaksanakan apa yang diamanatkan oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, kami membuka kesempatan Pertamina untuk berinvestasi lebih lanjut agar semakin bisa berkembang,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Melalui sinergi BUMN, Pertamina juga diberikan kepercayaan dengan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 54 triliun untuk mengembangkan investasi dan program-program yang dimiliki perusahaan.

“Saat ini pengembangan energi bersih perlu digarisbawahi karena berdasarkan data dari WHO, diperkirakan ada tujuh juta kematian disebabkan oleh polusi udara. Salah satu pengembangan energi yang bisa menjadi inspirasi di antaranya menciptakan industri migas dari batubara dengan metode gasifikasi seperti yang telah berhasil dilakukan di China. Karena itu, perlu didorong percepatan kerja sama untuk pembangunan gasifikasi di Riau untuk menghasilkan Dimethyl Ether (DME),” paparnya.

Menurut Harry, sebagai BUMN penyumbang revenue terbesar di Indonesia dan BUMN pemilik aset terbanyak keempat, Pertamina diharapkan mampu menjaga ketahanan energi nasional dengan menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui pemberdayaan masyarakat. Ia juga mengingatkan agar Pertamina mampu memaksimalkan kapasitas terpasang geothermal yang saat ini masih berada di kisaran 8,8 gigawatt dari potensi 443 gigawatt geothermal di Indonesia.

Hal tersebut disepakati oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia optimistis akan mampu terus berkembang dan berinovasi dan melakukan berbagai upaya untuk tingkatkan produksi nasional.

“Ada 11 wilayah kerja upstream yang sudah dialihkan ke Pertamina. Saat ini, 40% produksi migas nasional dariPertamina. Setelah blok Rokan dioperasikan pada 2021, Pertamina akan menghasilkan 60% produksi nasional yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Nicke.

Ia juga memastikan, dalam 8 hingga 10 tahun ke depan, Pertamina akan melakukan penambahan 6 kilang.

“Berbagai upaya yang dilakukan perusahaan merupakan wujud keseriusan Pertamina dalam pengembangan energi baru dan terbarukan dan ketersediaan energi nasional,” tukasnya. 

PEF 2018 dihadiri sekitar 1.000 orang, baik dari pengambil kebijakan di bidang energi, perwakilan pejabat pemerintahan, dan pengamat serta ahli energi.

Pada hari pertama, PEF terbagi dalam tiga sesi diskusi dengan tema Outlook of Indonesia’s Energy Security, Accelerating Bio Energy Development for Energy Security, dan Unlocking the Untapped Potential of Coal as New Energy. Sementara pada hari kedua, diskusi mengangkat topik Optimizing New and Renewable Utilization in Indonesia. Selain itu, Optimizing Gas an Alternative Fuel.

PEF menampilkan pembicara yang kompeten di bidang energi, dari lembaga kredibel di dalam dan luar negeri, di antaranya Wood Mackenzie, Bain and Company, ENI, National Council of Energy Policy of Brazil, Air Products & Chemical Inc, International Energy Agency, dan PT Bukit Asam Tbk. Selain itu, Honeywell UOP, Boston Consulting Group, HIS Markit, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk.•RIN/ft. KUN

Share this post