Pelaku Usaha Kuliner Garut Lolos Sidak Disperindag

GARUT - Ilham dengan santai menunjukkan dapur rumah makan miliknya kepada rombongan Disperindag,  Pertamina dan Hiswana Migas, yang melakukan sidak bersama di sejumlah restoran skala menengah di kawasan Garut, Jawa Barat.


Ilham yang sejak dulu sudah mengelola rumah makan miliknya, mengaku sudah hampir 2 tahun menggunakan Bright Gas 12 Kg untuk keperluan usahanya. "Lebih irit dan praktis, isinya lebih terjamin dan mudah cari isi ulangnya," katanya kepada petugas.


Dia menambahkan penggunaan Bright Gas juga membuat lebih aman, karena tabung pink tersebut memiliki _double spindlevalve system_ atau katup ganda. Karena jika salah satu katup bermasalah, masih ada katup lainnya yang menjaga keseimbangan tekanan dalam tabung.

Hal sama juga terjadi di resto milik Risna di jalan Otista, Kabupaten Garut yang sudah menggunakan LPG Bright Gas 5,5 kg, untuk usaha warung nasinya.

Risna mengatakan penggunaan Bright Gas membuatnya lebih jarang mengganti tabung. Sebelumnya waktu masih menggunakan tabung LPG subsidi 3 Kg, dalam waktu beberapa hari sudah habis.

"Ya lebih praktis aja nggak bolak balik ganti, dan lebih tenang saya nggak perlu berebut cari isi ulang LPG seperti waktu masih pakai tabung melon," katanya.

Kesadaran pengusaha kuliner di Garut ini tak lepas dari peran pemerinrah daerah setempat bekerjasama dengan Hiswana Migas dan Pertamina, yang gencar melalukan sosialiasi penggunaan LPG Non Subsidi bagi pengusaha kuliner di kota dodol tersebut.

Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Dewi Sri Utami menyatakan sidak kali ini ditujukan untuk melihat konsistensi para pengusaha kuliner untuk tetap mengunakan LPG Non Subsidi, sekaligus memberikan apresiasi kepada para pengusaha kuliner yang sudah mengikuti kebijakan LPG tepat sasaran.

Dalam kesempatan tersebut juga sekaligus dilaksanakan sosialisasi cara aman menggunakan LPG dengan 10 lokasi usaha kuliner yang menjadi objek sidak kali ini. Terutama terkait cara penempatan tabung yang tepat dan sosialisasi terkait aksesoris tabung seperti selang regulator yang harus diganti berkala.

“Dengan kegiatan ini, kami harapkan pelaku usaha kuliner lainnya di wilayah Kabupaten Garut yang sudah tergolong berkembang dapat terinspirasi untuk tidak lagi menggunakan LPG subsidi. Sehingga penggunaan produk LPG subsidi 3 kg benar-benar tepat sasaran untuk masyarakat pra sejahtera,” ujar Dewi.•MOR III

Share this post