Menteri ESDM Ignasius Jonan : Pertamina Harus Jadi Contoh bagi BUMN Lain dalam Manajemen Efisiensi

Menteri ESDM Ignasius Jonan : Pertamina Harus Jadi Contoh bagi BUMN Lain dalam Manajemen Efisiensi

JonanDalam rangkaian mem­peringati HUT ke-59, PT Pertamina (Persero)menggelar Malam Anu­gerah Pertamina Awards 2016, di Lantai Mezzanine, Kantor Pusat Pertamina, pda (16/12).  Hadir pada kesempatan tersebut, hadir Menteri ESDM Ignasius Jonan, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad, serta Ariffi Nawawi dan Karen Agustiawan yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina.

 

Dalam sambutannya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan, Pertamina harus mampu menjadi contoh dalam melakukan efisiensi biaya atau manajemen biaya. Mengingat saat ini, industri migas dan listrik tidak dapat menentukan harga jual, karena hal tersebut ditentukan oleh pasar atau global
market.

 

Melihat fenomena itu, Jonan menegaskan, sangatlah penting ba­gi Pertamina untuk melakukan efisiensi biaya dan manajemen biaya. Apalagi, menurutnya, saat ini harga crude oil belum stabil. “Jadi, tantangan saat ini adalah efisiensi. Sebagai leader operator nasional, Pertamina diharapkan dapat memberikan contoh langkah-langkah efisiensi dalam men­jalankan industrinya,” tegasnya.

 

Jonan menekankan agar Pertamina dan BUMN migas dan energi lainnya semakin efisien. “Langkah-langkah efisiensi sangat penting dilakukan karena kita tidak bisa memutuskan selling price. Saya minta Pertamina juga semangat untuk melakukan langkah-langkah efisiensi,” ujar Jonan.

 

Jonan menyampaikan, di Uni Emirates Arab (UEA) akan dibangun dua pembangkit listrik, 150 MW dan 200 MW yang energi dasarnya adalah tenaga surya.  “Pembangkit pertama tarifnya 2,99 sen per Kwh. Sedangkan di pembangkit kedua, har­ganya 2, 42 sen per Kwh. Se­karang, UEA sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 5.000 MW dan mereka yakin jika sudah jadi tarifnya sekitar 2, 25 sen per Kwh. Di Indonesia yang membangun bisnis energi baru terbarukan, mintanya 14 sen,” paparnya.

 

Begitu juga dengan produksi minyaknya, lifting crude oil UEA mencapai 3 juta bopd dan konsumsinya kurang dari 150 ribu bopd. Jadi ini the biggest net exporter di negara anggota OPEC.

 

Untuk itu, Jonan menga­jak Pertamina sebagai ke­panjangan tangan pe­merintah Indonesia untuk belajar dari Iran dan UEA. Menurutnya, mereka ada­lah dua contoh negara yang telah menjalankan langkah-langkah efisiensi termasuk dalam pengelolaan ener­ginya.

 

”Iran itu semangat untuk mandiri dan efisiensinya luar biasa besar sekali,” ungkap Jonan.

 

Sebagai penutup, Jonan berharap Pertamina dapat menjadi tuan ru­mah di ne­geri sendiri. Ia menegaskan, dirinya juga akan berusaha sebaik mungkin agar semua wilayah kerja perusahaan migas yang nanti akan jatuh tempo akan ditugaskan ke Pertamina.

 

“Kita akan berusaha untuk semua wilayah kerja dari perusahan migas yang akan jatuh tempo ditugaskan ke Pertamina. Maksudnya, agar Perta­mina menjadi National Oil and Gas Company dan menjadi tuan rumah di ne­geri sendiri,” pungkas Jonan.

 

Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pem­bacaan puisi oleh Sang Maestro pujangga sastra Indonesia Taufik Ismail dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, serta persembahan la­gu-lagu oleh penyanyi ternama Marcell dan Ruth Sahanaya.•HARI

Share this post