Kapal Very Large Crude Carrier (VLCC) Pertamina Pride berkapasitas 2 juta barel sedang berada di Teluk Semangka, Lampung, Sumatra pada Kamis (15/4/21). (Foto: Andrianto)

Keuntungan Pertamina International Shipping Setara 1,1 Trilyun Rupiah

JAKARTA - Pertamina International Shipping telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk kinerja tahun buku 2020. Di tengah kondisi pandemi covid-19, anak usaha Pertamina Persero yang sudah menjadi Subholding shipping ini berhasil mencatat kinerja cemerlang yaitu terlihat dari tingkat rasio kesehatan perusahaan yang mencapai skor 92,46 (kategori sehat AA).

Untuk tahun buku 2020, perseroan berhasil meraih pendapatan usaha sebesar USD598.86 juta atau melonjak 121% dibandingkan perolehan yang sama di tahun sebelumnya sebesar USD493.97 juta. Kenaikan tersebut, berhasil mendongkrak laba usaha perseroan yang meningkat 146% dari USD67.62 juta di 2019, menjadi USD98.83 juta di 2020.

Disisi lain EBITDA PIS meningkat 206% dari USD80.16 juta di 2019, menjadi USD164.77 juta. Alhasil, kondisi tersebut membuat laba tahun berjalan juga ikut melonjak 126% dari USD66.58 juta di 2019 menjadi USD83.70 juta di 2020.

"Realisasi Laba Bersih Audited Perusahaan pada tahun 2020 meningkat utamanya disebabkan oleh usaha optimasi operasi yang dilakukan. Kenaikan beban operasi berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan secara proporsional. Adapun kenaikan beban umum dan administrasi dipengaruhi oleh meningkatnya biaya terkait human capital seiring dengan perluasan struktur organisasi dan biaya konsultansi untuk proses restrukturisasi," tutur Diah Kurniawati Direktur Keuangan Pertamina International Shipping, pada Kamis, 11 Juni 2021.

Kenaikan laba bersih tersebut juga membuat posisi ekuitas perseroan ikut terdongkrak dari USD263.65 juta di 2019 menjadi USD347.33 juta di 2020. Sementara untuk Aset di tahun lalu tercapai USD548.36 juta atau naik dari tahun sebelumnya sebesar USD419.06 juta.

Disisi lain total liabilitas perseroan untuk 2020 tercatat mencapai USD201.02 juta atau meningkat dari 2019 yang tercatat sebesar USD155.40 juta. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya utang usaha seiring dengan meningkatnya beban operasi.

Dari aspek aset perusahaan, Total Aset Audited 2020 meningkat disebabkan oleh adanya penambahan Asset Under Construction (2 VLCC New Building). Selain itu, kenaikan aset juga dipengaruhi oleh meningkatnya Kas dan Setara Kas dan pencatatan Aset Hak Guna sebagai salah satu dampak penerapan PSAK 73.*PIS/IN

Share this post