Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati didampingi direksi lainnya memberikan arahan kepada perwira Pertamina dalama cara Townhall Meeting, di Ballroom Grha Pertamina, Jakarta, (26/10/2022).

Dirut Pertamina : Hadapi Multi-Challenge Harus Makin Solid dan Perkuat Kolaborasi

JAKARTA -- Pertamina kembali menggelar Town Hall Meeting (THM) bertajuk “Let's Grow Stronger, Faster, Better, and Reach Higher", secara hybird dari Ballroom Gedung Fastron Grha Pertamina Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2022.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memperkenalkan Sekjen Migas Kementerian ESDM Rida Mulyana sebagai Komisaris baru menggantikan Ego Syahrial, dan dua Direksi baru, yaitu Erry Widiastono sebagai Direktur Logistik & Infrastruktur dan Atep Salyadi Dariah Saputra sebagai Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha.

Menurut Nicke, perubahan susunan Komisaris dan Direksi merupakan hal yang biasa dalam perusahaan. Karena itu, ia mengajak seluruh perwira Pertamina untuk tetap fokus bekerja sama dan berkolaborasi demi kelangsungan perusahaan.

"Setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa pasti ada pemimpinnya. Setiap periode kepemimpinan memiliki tantangan yang berbeda karena dunia bisnis penuh dengan dinamika. Yang pasti, kita harus meyakini bahwa para pemimpin baik di holding maupun subholding ini sudah menorehkan kinerja dan berkontribusi sangat besar dalam membangun pondasi kuat Pertamina. Jadi, saya harap komisaris dan direksi baru di holding maupun subholding didukung juga oleh semua jajaran," ujarnya di hadapan perwira Pertamina.

Nicke juga mengajak seluruh perwira Pertamina Group untuk terus meningkatkan kinerja agar mendapatkan hasil yang maksimal di akhir tahun 2022. Karena itu, ia mengingatkan agar seluruh jajaran Pertamina Group tidak cepat merasa puas, tidak terlena, dan tetap harus waspada karena dinamika global tidak bisa diprediksi.

"Meskipun mampu meningkatkan kinerja di tengah pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir yang dibuktikan dengan berbagai pencapaian dan pengakuan dari berbagai stakeholder tingkat dunia, kita tetap tidak boleh cepat berpuas diri," tegasnya.

Ia menekankan seluruh perwira Pertamina harus tetap menjalankan visi misi perusahaan agar aspirasi menjadi global energy champion dapat tercapai di tengah dinamika bisnis yang diperkirakan akan semakin bergejolak ke depannya.

Nicke menyampaikan, saat ini Pertamina menghadapi multi-challenge. Yang utama, Pertamina harus tetap menjalankan peran untuk menjaga keandalan pasokan energi. Ketahanan energi nasional tetap menjadi tanggung jawab Pertamina dalam kondisi apapun. Jangan sampai terjadi kelangkaan suplai energi di Indonesia, khususnya BBM dan LPG. Kedua, Pertamina harus mampu menjalankan kegiatan operasional dengan memperhatikan lingkungan sesuai dengan tuntutan global, termasuk tetap menjalankan program dekarbonisasi. Ketiga, tuntutan untuk harus melakukan akselerasi transisi energi karena fossil energy akan ditinggalkan oleh dunia dan tahapan ke arah sana memerlukan waktu jadi harus dijalankan dari sekarang.

"Semua ini harus kita jalankan secara paralel," ucapnya.

Keempat, Nicke juga mengingatkan, meskipun pemerintah memahami kesulitan perusahaan di sektor hilir dengan menambah alokasi di APBN untuk dana subsidi dan kompensasi dari yang sebelumnya hanya Rp96 triliun menjadi Rp402 triliun, namun seluruh jajaran Pertamina harus bisa melakukan efisiensi sebesar-besarnya sebagai salah satu bukti kontribusi Pertamina terhadap negara.

Kelima, untuk mencegah terjadinya pertumbuhan ekonomi yang stagnan akibat stagflasi, maka demand masyarakat harus diciptakan. Menurut Nicke, Pertamina sebagai BUMN harus menjadi motor penggerak ekonomi negara. Saat ini ada tujuh program strategis nasional yang sedang dijalankan Pertamina dan beberapa investasi yang sudah dianggarkan harus tetap dijalankan. Karena dengan adanya proyek strategis nasional yang tetap berjalan, maka penyerapan tenaga kerja dan ekonomi nasional akan berputar sehingga demand bisa dijaga.

"Jadi peran seluruh perwira Pertamina sangat besar bagi Indonesia agar kita tidak masuk ke dalam jurang resesi tahun depan," katanya.

Ia meminta seluruh perwira untuk terus bekerja keras dan cerdas karena bersaing dengan entitas bisnis lain yang juga terus bergerak menuju lebih baik. Nicke juga mengingatkan, menjalankan prinsip Environmental, Sustainability, & Governance (ESG) menjadi hal yang sangat penting bagi Pertamina untuk memperlihatkan bahwa BUMN ini telah melakukan transformasi dan siap bertransisi ke energi baru terbarukan.

"Alhamdulillah, di tahun ini kita mencatat prestasi sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam peringkat Global Fortune 500. Kita juga mendapatkan berkah karena ESG rating Pertamina meningkat dari 28,1 pada tahun lalu menjadi 22,1. Yang membanggakan adalah Pertamina berada di ranking kedua dunia di subkategori integrated oil & gas company," ucapnya.

Nicke menggarisbawahi, prestasi ini merupakan hasil kerja keras bersama karena setiap subholding berkontribusi pada program-program dekarbonisasi, program-program sosial, dan peningkatan implementasi good corporate governance. Ini juga menjadi bukti bahwa Pertamina diakui sebagai Environmentally Friendly Company, Socially Responsible Company, and Good Governance Company.

"Jadi tiga pengakuan tersebut harus dijaga dalam pengambilan keputusan di setiap tahapan bisnis kita. Apa yang sudah kita lakukan selama ini sudah on the right track. Sekarang harus kita lakukan lebih cepat dengan langkah yang lebih kuat, dan lebih solid lagi karena hal ini memang kita perlukan. Setiap kesulitan bisa kita atasi bersama dan itu sudah terbukti dalam dua-tiga tahun terakhir ini. Oleh karena itu, ESG dan transisi energi menjadi tantangan ke depan yang harus kita jalankan bersama," pungkasnya.*HM/IN/RO

Share this post