Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini memberikan closing statement pada acara Global Economy Crossroads In 2023 “The Uncertainly in Between Economy Recovery and Resession” yang diselenggarakan di Hotel Kempinsky, Jakarta pada Senin (19/12/2022).

Antara Pemulihan Ekonomi dan Resesi, Pertamina Siapkan Diri dalam Menyusun RKAP 2023

JAKARTA - Direktorat Keuangan PT Pertamina (Persero) menggelar Pertamina Economic Outlook 2022 dengan mengangkat tema Global Economy Crossroads in 2023: The Uncertainty in Between Economy Recovery and Recession, di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta pada Senin, 19 Desember 2022.

Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini menyampaikan, acara ini memberikan masukan bagi Direktorat Keuangan Pertamina terlebih dalam menyusun RKAP Pertamina 2023.

"Kegiatan ini sangat memberikan insight untuk kita dalam menyusun RKAP Pertamina 2023. Masukan dari kebijakan fiskal dan market Ini sangat berguna, mengingat di tahun 2023 ini tak kalah sulitnya dengan 2022," ujar Emma.

Meski demikian, ia melanjutkan bahwa kinerja keuangan harus tetap bertumbuh di tengah situasi yang sulit.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi ini kita harus tetap optimistis namun harus waspada. Kita harus menunjukkan kepada stakeholders bahwa secara profitabilitas kita tetap bisa tumbuh dan berkembang, meskipun kita menjalankan penugasan dari pemerintah namun tetap profit secara korporasi," kata Emma melanjutkan.

Emma menyampaikan, salah satu yang membuat Pertamina bisa terus melakukan pertumbuhan dari sisi keuangan adalah kreativitas dan pemikiran yang kritis.

"Kita di tim finance harus lebih kritis, harus punya critical thinking. Kita bisa mengkritisi keputusan bisnis dengan cara memberikan masukan dan strategi yang optimal. Selain itu, tim finance juga untuk bisa lebih mempunyai holistik kognitif yang melihat sesuatu itu menjadi sebuah analisa yang komprehensif," terang Emma.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu Utomo selaku Plt. Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) menyampaikan di tahun 2023 nanti sangat dipengaruhi oleh ekonomi tahun 2022.

Ada tiga hal yang mempengaruhi ekonomi 2023, yaitu, pertama, penanganan COVID-19. "Ini salah satu faktor untuk mempersiapkan strategi dari pandemi ke endemi. Artinya, pemerintah ataupun sektor bisnis sudah memiliki cara penanganan pandemi itu seperti apa. Meskipun ada varian lain yang bermutasi nantinya kita sudah bisa beradaptasi dengan cara penanganannya," ujar Wahyu.

Kedua, pergeseran ekonomi konvensional ke digital. "Tentu ini sangat mempengaruhi karena ekonomi yang saat ini berjalan bukan hanya sebatas teritorial melainkan sudah crossborder. Artinya Kita harus membuka diri kepada siapapun dan di manapun. Lagi-lagi adaptasi ekonomi saat ini harus dipertimbangkan," imbau Wahyu.

Ketiga, kita akan menghadapi kapasitas ekonomi yang struktural. "Artinya, kapasitas produksi yang besarlah yang akan membuat industri-industri manukfaktur bisa berjalan. Apalagi Indonesia memiliki barang komoditi yang bisa dikelola dengan baik sehingga akan menghasilkan revenue baru bagi negara," kata Wahyu.

 Senada dengan Emma, Wahyu mengatakan bahwa semangat untuk tetap tumbuh itu harus terus digaungkan namun tetap pada koridor bisnis dan perhatian dari perusahaan.

"Sikap optimistis itu harus tetap ada namun harus waspada, karena tantangan ekonomi saat ini juga dirasakan oleh negara lain," tutur Wahyu.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro yang memberikan pandangannya juga menyampaikan beberapa prediksi ekonomi pada tahun 2023.

"Yang bisa kita lihat di 2023 adalah ekonomi akan berjalan lambat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global memang sedang terjadi saat ini, namun demikian Indonesia masih bisa bertahan dengan barang-barang komoditinya, tinggal bagaimana nantinya pemerintah mengatur melalui kebijakan-kebijakan dari pendapatan negara," kata Andry.

Namun Andry mengingatkan, pada kuartal I 2023, semua pihak harus mempersiapkan diri jika resesi memang benar terjadi.*HM

Share this post