Akselerasi Implementasi EOR, Kejar 2,2 Juta BOEPD di 2025

Akselerasi Implementasi EOR, Kejar 2,2 Juta BOEPD di 2025

HULU_EORBali – Pertamina terus mem­percepat langkahnya dalam mewujudkan visi “Asian Energy Champion” pada 2025. Berbagai sisi operasi terus digali agar  mampu ber­kontribusi maksimal demi pencapaian target produksi migas 2,2 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD). Dalam Rencana Jangka Pan­jang Perusahaan (RJPP), melalui penerapan metode Improved Oil Recovery dan Enhance Oil Recovery (I/EOR) diharapkan akan memberikan kontribusi sebesar 100 ribu BOEPD. Maka, seiring de­ngan pesan RJPP tersebut, kebijakan implementasi I/EOR lebih dipercepat dan di­gencarkan lagi.

 

“Sebenarnya, Pertamina mulai mengembangkan EOR sejak 2006 dan hingga kini telah banyak yang dilakukan. Namun masih belum menun­jukkan kemajuan yang sig­nifikan, belum ada satupun implementasi EOR secara fullscale ataupun fullfield,” ungkap Senior Vice President (SVP) Upstream Development and Technology, R. Gunung Sardjono Hadi pada pem­bukaan Pertamina Annual EOR Meeting 2014 di Hotel Sheraton, Bali (26/11). Acara yang diselenggarakan oleh fungsi EOR Upstream Technology Center (UTC) Dit. Hulu, itu dimaksudkan sebagai forum sharing in­formasi, success story,technology, dan tukar-me­nukar pengalaman dalam pengimplementasian EOR, serta penanganan ma­salahnya. Tujuannya untuk mempercepat penularan pe­ngalaman, trouble shooting, dan seluk-beluk terkait de­ngan teknologi EOR.

 

Kepada para peserta yang pada umumnya berasal dari anak-anak perusahaan bidang hulu (APH), Gunung menegaskan agar semua eksekusi kegiatan produksi baik terkait dengan aspek sub­surface properties mau­pun surface facilities ha­rus mengacu pada buku pe­do­man induk Pertamina Up­stream Development Way (PUDW) yang telah diluncurkan pada 6 November 2014. Termasuk di antaranya pedoman implementasi EOR. Menurut Gunung, nilai inves­tasi suatu kegiatan EOR sa­ngat tinggi sedangkan di sisi lain, lapangan-lapangan yang harus dilakukan EOR cukup banyak, sementara  modal dan SDM yang dimiliki Pertamina ter­batas. “Karena itu, sangat penting bagi Perta­mina untuk melakukan assess­ment se­cara tepat dan transparan guna memilih partner yang an­dal dalam meng­im­ple­men­­­tasikan teknologi EOR untuk men­­dongkrak produksi,” je­lasnya.

 

Saat ini Pertamina telah membentuk kerja sama de­ngan berbagai perusahaan maupun institusi yang ber­pengalaman di bidang EOR secara Internasional. Di antaranya kerja sama Perta­mina dengan Belorusneft da­lam bentuk Joint Study Polymer di Lapangan Jirak milik PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field. “Belorusneft adalah perusahaan migas ne­gara Belarusia yang me­miliki pengalaman injeksi po­lymer di lapangannya dan te­lah berhasil meningkatkan produksi minyak di negaranya.Untuk itu, Pertamina ingin menerapkan polymer flooding ini di Lapangan Jirak,” ungkap Gunung terkait kemitraan.

 

Dalam rangka percepatan penerapan teknologi EOR di lingkungan Pertamina, Fungsi EOR Upstream Technology Center melakukan screening terhadap 49 la­pangan dari total lebih 160 lapangan produksi yang di­kelola Pertamina dengan per­sentasi kecocokan (1) chemical flooding se­be­sar 33% (16 lapangan), (2) Mis­cible CO2 flooding sebesar 31% (15 Lapangan), (3) Im­mis­cible CO2 flooding  34% (17 lapangan), dan (4) Steamflooding 2% (1 la­pangan).•DIT.HULU

Share this post