Ide Diesel Cracking to Petrochemical Jadi Gagasan Terbaik di Blue Ocean Competition 2020


BOGOR -- Anastasia Ayu Pertiwi sangat bersyukur ide yang diusung bersama Eviana Dewi Setiawati dan Azka Afuza Faris membuat mereka dinobatkan menjadi juara satu Blue Ocean Competition 2020 yang baru pertama kali diadakan oleh Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina.

Ketiganya menyampaikan gagasan brilian untuk mengkonversi potensi surplus diesel yang dihasilkan kilang Pertamina menjadi produk petrokimia yang memiliki nilai jual lebih tinggi dalam presentasi berjudul "Diesel Cracking to Petrochemical".

"Kami mencoba mencari solusi untuk perkembangan bisnis Pertamina ke depan dengan ide yang simpel dan mudah diimplementasikan. Selain karena hemat biaya, gagasan ini dapat meningkatkan margin penjualan produk tersebut," jelas Anastasia yang menjadi juru bicara tim.

Hal itu dipertegas oleh Direktur MP2 Ignatius Tallulembang yang menyerahkan penghargaan kepada mereka di Hotel Pullman, Ciawi, Bogor, Jumat (21/2).

"Inilah saatnya insan muda Pertamina membuktikan kapabilitasnya dengan memberikan solusi terbaik dari beberapa tantangan bisnis yang dihadapi Pertamina di masa yang akan datang. Kami juga berharap kalian tidak puas dengan kemenangan ini namun justru termotivasi untuk terus membuat inovasi bagi Pertamina,” pesan Tallulembang.

Adapun juara 2 diraih oleh tim dengan judul presentasi Encommpasing to New Esteemed, and Renewable Green Energy dan juara 3 diraih tim yang mengusung judul presentasi Optimize Petrochemical Production Using Sea water as Feedstock by 2045 for Sustainability of Pertamina Business.

Untuk juara 4 dan 5, diraih oleh tim yang menyampaikan presentasi tentang Making the Most Out Of One Last Refinery Cycle serta Future Approach to Turn Waste into Valuable Refinery Feedstock.

Blue Ocean Competition diadakan untuk menjaring ide-ide cemerlang para pekerja yang berusia di bawah 30 tahun di lingkungan Direktorat MP2. Tema yang diangkat adalah “Antisipasi Pertamina Menghadapi Potensi Krisis Ketersediaan Bahan Bakar Fosil pada Tahun 2045".*KUN

Share this post