“Narsis di Sosmed Boleh, Asalkan Cerdas Motretnya”

“Narsis di Sosmed Boleh, Asalkan Cerdas Motretnya”

Coaching _klinik _AntaraJakarta – Media sosial (sosmed) dan gadget fotografi menjadi wajah baru informatika dan pers di Indonesia, terlebih di tengah perkembangannya yang signifikan saat ini. Gejala ini harusnya ditanggapi dengan baik dengan menggiring masyarakat untuk memperbaiki kualitas, sekalipun untuk sekelas foto-foto narsis.

 

Hal tersebut disarikan dari  penyataan Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Oscar Motuloh saat menjadi mentor di Coaching Clinic Fotografi “Ayo Indonesia Mendunia” yang digelar di Gandaria City, Jakarta, Sabtu, (7/12). Acara yang merupakan rangkaian dari ulang tahun ke-56 Pertamina ini dihadiri pula oleh Pewarta Foto Perempuan dari LKBN Antara Foto, yakni Rosa Pangabean.

 

Di hadapan para peserta yang merupakan masyarakat umum, Oscar menuturkan, perkembangan sosmed kini sangat signifikan hingga menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Banyak penduduk Indonesia menggunakan gadget yang berhubungan dengan pelataran fotografi, yang membuat mereka bisa melakukan improvisasi apapun. Oscar menekankan agar masyarakat harus cerdas memotret lewat sosmed.

 

“Gejala ini adalah gejala yang harus ditanggapi dengan baik. Masing-masing individu bisa  memperbaiki kualitas, sehingga foto-foto sekelas narsis pun di sosmed harus dibuat dengan baik,” kata Oscra.

 

Bahkan, menurut Oscar, kini posisi sosmed di dunia informasi berada di garis depan ketimbang perusahaan-perusahaan media. “Jika ada kejadian, terbukti masyarakat menyiarkannya lebih dahulu, walaupun dalam bentuk non formal,” tegasnya. 

 

Hal ini harus dilihat pula sebagai suatu celah, bahwa di titik tertentu masyarakat adalah pemberi informasi awal dari sebuah peristiwa berita. Pers tidak bisa lagi merasa eksklusif.

 

“Untuk sebuah momentum tertentu, masyarakat pasti lebih cepet. Misalnya seperti bom di JW Marriot, itu bukan CNN, dan bukan dari kantor berita. Tapi itu muncul pertama kali dari Twitter, Facebook lalu CNN,” Oscar menyontohkan.

 

Oscar juga memberikan materi pemahaman dasar tentang fotografi baik secara teknis maupun filosofis. Begitu juga dengan Rosa Pengabean, yang sehari-harinya berprofesi sebagai pewarta foto. Rosa banyak sharing pengalamannya dilapangan, khsusnya pengalaman unik sebagai fotografer perempuan, yang terbilang masih jarang di negeri ini.

 

Acara coaching clinic ini terbilang sukses menyedot perhatian banyak orang, khususnya para pengunjung mall untuk ikut bergabung.  Salah satu peserta, Chairuddin, asal bogor, mengaku senang dengan acara ini. “Narasumber yang bagus, saya dapat wawasan fotografi. Kalau mau moto, harus mengerti background objek fotonya, nggak boleh asal jepret,” katanya.•SAHRUL

Share this post