Pertamina Lindungi Satwa Kebanggaan Aceh Tamiang untuk Generasi Mendatang

KUALA SIMPANG – Selain terus  berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi demi ketahanan  energi nasional,  PT Pertamina EP selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK MIGAS juga menjaga tumbuhan dan satwa yang dilindungi sebagai komitmen kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. 

 

Hal itu  ditunjukkan dari kerja sama PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia YSLI) dalam kegiatan Konservasi Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) di Pesisir Pantai Kabupaten Aceh Tamiang, kembali lakukan kegiatan pelepasan Tukik Tuntong laut. Pertamina EP Rantau Field dan pemangku kepentingan terkait juga melakukan dan penanaman pohon cemara di sekitar area lokasi tempat tuntung bertelur, tepatnya di Pantai Ujung Putus,  Desa Pusung Kapal, Kecamatan  Seruway, Aceh Tamiang.

 

Selain melepaskan tukik tuntong laut sebanyak 719 Ekor dari 955 butir telur yang diperoleh dari 60 sarang, Pertamina EP Rantau Field bersama stakeholders lainnya juga menanam pohon cemara sebanyak 500 pohon. Penanaman dilakukan  di areal habitat tuntong laut juga merupakan bagian dari area Wisata Mangrove yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pusung Kapal, binaan Pertamina EP Rantau Field bersama Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan BKSD Aceh dan kerjasama ini juga didukung oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Wilayah III Langsa serta Stakeholders lainnya terkait 

pengembangan wisata di pesisir pantai ujung tamiang ini.

 

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Eksploitasia, Production & Operation Director Pertamina EP Chalid Said Salim, Bupati Aceh Tamiang Mursil, dan Pertamina EP Asset 1 General Manager Rizal Risnul Wathan.

 

Chalid Said Salim dalam sambutannya mengatakan Pertamina EP dalam setiap kegiatan operasinya selalu memperhatikan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan guna menciptakan dampak berantai (multiflier effect). Dengan demikian tercipta kemandirian masyarakat serta kelestarian lingkungan yang dapat menjadi salah satu warisan bagi generasi penerus. 

 

“Terima kasih kepada seluruh stakeholders dalam mendukung kegiatan pelestarian salah satu keanekaragaman hayati nasional yang menjadi kebanggaan masyarakat daerah Aceh Tamiang ini,” ujarnya.

 

Chalid menambahkan sampai dengan Juli 2019 sekitar 2.822 an Tukik Tuntong Laut dilepaskan ke habitatnya sejak 2009. 

 

Indra Eksploitasia menjelaskan satwa kebanggaan Aceh Tamiang yang awalnya memiliki status critically endangered menurut IUCN, terdaftar di Appendiks II plus zero quota for wild specimen to trade dalam konvensi CITES. Tuntong Laut juga  memiliki prioritas Sangat Tinggi dalam Permenhut P.57/Menhut-II/2008 tentang Arahasan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018, kini telah dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : .20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yaang dilindungi, danwujud komitmen Pemerintah setempat terhadap satwa kebanggaan Aceh Tamiang ini, juga diatur dalam Qanun No. 3 Tahun 2016 tentang Perlindungan Spesies Tuntong Laut.

Dalam kesempatan tersebut beliau mengungkapkan bahwa upaya penyelamatan spesies tuntong tidak akan berhasil tanpa melibatkan masyarakat lokal. "Kami juga berterima kasih kepada Pertamina EP yang sudah meringankan tugas kami sehingga kelestarian satwa dapat terjaga", tambahnya.

 

Terkait pengembangan wisata mangrove, dalam memberdayaakan masyarakat sekitar habitat tuntung laut di Desa Pusung Kapal, Pokdarwis Pusung Kapal melihat limbah kayu apung yang mengotori pantai dan berdampak terhadap tuntung laut saat musim bertelur di pantai, menjadi peluang bagi Pokdarwis dimanfaatkan menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis menjadi cinderamata bagi wisatawan. Hal ini juga untuk meningkatkan pemahaman serta edukasi terkait pelestarian tuntong laut bagi masyarakat luas, lewat Rumah Informasi Tuntong yang dibangun oleh Pertamina EP Rantau Field selama 2018, telah dilakukan Sekolah Lapang Konservasi Tuntong Laut dan school visit ke RIT sebanyak 473 kunjungan. Hingga Juni 2019 dilakukan  survei populasi dan habitat, patroli pengamanan telur, penanaman 11.000 bibit pohon bakau, 1000 pohon cemara, 3000 pembibitan pohon bakau  dan penyusunan Master Plan Wisata Ekowisata Mangrove, serta kegiatan Coastal Clean  bersama pramuka, komunitas, dan sekolah sekolah.*PEP

 

Share this post