Pertamina Dukung Konservasi Penyu di Pesisir Selatan Cilacap

CILACAP  – Saat ini populasi penyu terus mengalami penurunan, perburuan dan perdagangan telur penyu pun masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukan Penyu Laut kedalam Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies yang Terancam). Pertamina sebagai perusahaan yang memiliki fokus untuk turut menjaga keberlangsungan lingkungan turut mengambil peran dalam pelestarian hewan yang terancam punah ini. Terminal BBM Maos sebagai salah satu unit bisnis Pertamina telah memulai upaya melakukan konservasi Penyu di pesisir selatan Kabupaten Cilacap.

Kegiatan konservasi dilakukan di wilayah Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap (20/09). Adapun jenis penyu yang tengah dilakukan upaya konservasi adalah spesies Penyu Lekang (Lepidochelys Olivaceae). 

Operation Head PT Pertamina (Persero) TBBM Maos, Samsul Alam mengungkapkan bahwa upaya konservasi dan pelepasliaran tukik di Pantai Sodong merupakan kegiatan re-introduksi atau suatu upaya untuk mengembalikan suatu spesies hewan yang terancam punah ke habitat alaminya dalam hal ini di wilayah pesisir selatan Kabupaten Cilacap. 

“Tahun ini adalah tahun pertama kami memulai program upaya konservasi terhadap penyu lekang di Wilayah pesisir selatan Cilacap. Telah banyak upaya yang kami lakukan diantaranya menjalin komunikasi dengan BKSDA dan Masyarakat Desa Karangbenda terkait upaya kami untuk turut menjaga habitat Penyu Lekang agar terhindar dari kepunahan,” tukas Samsul ditengah kegiatan pelepasliaran tukik (KAPAN).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Tim TBBM Maos diantaranya menjalin koordinasi yang intensif dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan masyarakat sekitar pesisir Pantai Sodong, Desa Karangbenda. Upaya yang dilakukan bukan hanya berfokus pada upaya konservasi spesiesnya, namun upaya edukasi kepada masyarakat pun terus dilakukan.

Kepala Seksi Wilayah Pemalang BKSDA Jawa Tengah, Sunarta mengungkapkan bahwa kegiatan pelepasliaran dan upaya penangkaran tukik ini harus didukung oleh berbagai pihak, baik masyarakat hingga pemerintah. Upaya yang dilakukan guna menjaga ekosistem di wilayah perairan Indonesia dapat terjaga dengan baik.

“Kami dari BKSDA sangat berterimakasih kepada Pertamina khususnya tim dari TBBM Maos yang telah turut serta dalam upaya pelestarian dan konservasi satwa langka dilindungi khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap. Kami akan terus berupaya untuk mendukung kegiatan-kegiatan konservasi yang tengah dilakukan,” terang Sunarta.

Kepala Desa Karangbenda, Sunarko menjelaskan bahwa upaya konservasi dan pelepasliaran tukik yang digagas bersama Pertamina TBBM Maos, berasal dari telur yang diperoleh masyarakat di kawasan Pantai Sodong, Desa Karangbenda. Masyarakat secara sukarela menyerahkan telur-telur tersebut dan kemudian ditangkarkan. Hal ini disadari sebagai suatu potensi yang dapat menjadikan Desa Karangbenda sebagai wilayah konservasi Penyu Lekang sebagai satwa yang dilindungi undang-undang dan mendatangkan potensi ekonomi bagi masyarakat melalui wisata yang berfokus pada pelestarian satwa dilindungi.

“Kami sudah membentuk pula Masyarakat Peduli Penyu di Desa Karangbenda. Hal tersebut adalah bentuk keseriusan kami yang kini didampingi Pertamina untuk turut andil dalam pelestarian satwa langka khususnya konservasi habitat Penyu Lekang di Pantai Sodong ini,” tutup Sunarko.*MOR IV 

Share this post