Ketika Bayi Prematur Itu Tak Perlu Dirujuk Lagi

CSR Surabaya Ketika Bayi Prematur Itu Tak Perlu Dirujuk LagiSurabaya – Ketika memasuki Puskesmas Jagir Surabaya, memang terlihat layanan masyarakat yang sangat sibuk. Masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan layanan kesehatan tidak bisa dibilang sedikit. Pada jam-jam sibuk, tempat tunggu pasien yang berkapasitas hampir seratusan orang pun bisa penuh.


Di Puskesmas ini, layanan kesehatan untuk masyarakat memang bisa dikatakan cukup lengkap. Mulai dari dokter umum, spesialis kandungan dan bidan, spesialis gigi, hingga penanganan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.


Salah satu jumlah pasien yang banyak adalah pasien ibu melahirkan. Apalagi sejak Jaminan Persalinan (Jampersal) diberlakukan di Kota Surabaya, makin banyak ibu hamil yang melahirkan di Puskesmas hanya dengan menunjukkan KTP, bahkan tidak harus warga Surabaya. Jumlahnya bisa mencapai 90-110 ibu yang melahirkan di Puskesmas Jagir per bulannya. Jampersal ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil karena sudah tertangani dengan benar sesuai medis.


Namun sayangnya tidak semua bayi yang dilahirkan di Puskesmas ini dapat dirawat disini. Untuk bayi yang lahir dengan berat badan di bawah standar, lahir premature atau bayi lahir kuning, membutuhkan perawatan khusus sehingga harus dirujuk ke rumah sakit baik swasta ataupun pemerintah. Akan tetapi, karena jumlah bayi yang membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit semakin banyak, sehingga tidak dapat menampung pasien bayi rujukan dari Puskesmas.


Hingga akhirnya Pemkot Surabaya mendirikan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) di Puskesmas Jagir agar Puskesmas ini dapat menangani sendiri pasien bayi yang membutuhkan perawatan khusus. Bahkan pada akhirnya Puskesmas ini dapat juga menerima pasien rujukan dari Puskesmas lainnya.


NICU ini merupakan tempat perawatan bayi yang baru lahir dengan kondisi BLBR (Berat Badan Lahir Rendah < 2500 gr), BBLSAR (Bayi Baru Lahir Sangat Amat Rendah < 1000 gr), bayi premature dan bayi cukup bulan. Bayi-bayi ini membutuhkan bantuan oksigen dan penanganan lanjutan agar dapat meningkatkan kondisi kesehatannya melalui seperangkat alat kesehatan NICU.


Sayangnya alokasi anggaran Pemkot Surabaya melalui APBD untuk pembangunan NICU belum dapat memenuhi untuk pemasangan instalasi gas oksigen dan listrik yang memadai. Sehingga perangkat NICU pun belum dapat beroperasi dengan maksimal.


Berangkat dari kebutuhan tersebut, Pertamina melalui Program Pertamina Sehati berpartisipasi memberikan bantuan berupa pemasangan Instalasi Gas Medik untuk mendukung pengoperasian NICU di Puskesmas Jagir. Instalasi Gas Medik ini sangat penting karena berkaitan dengan fasilitas bantuan oksigen, bantuan udara kesehatan dan alat vakum udara untuk pembersihan.


“Sebelum ada bantuan ini, peralatan NICU belum dapat digunakan. Sekarang dengan adanya instalasi gas medik, maka peralatan dapat digunakan. Sekarang kami sedang persiapan sembari menunggu staff pelaksana yang sedang ditraining,” ujar Kepala Puskesmas Jagir dr. Sri Peni Tjahjati.


Dengan adanya fasilitas NICU ini, maka Puskesmas Jagir dapat melayani sendiri pasien bayi yang membutuhkan perawatan khusus. Bayi-bayi yang baru lahir itu tak perlu lagi dirujuk dan mengatre di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang seharusnya didapat segera. Bahkan Puskesmas Jagir akan dapat melayani pasien rujukan dari tempat lain. Bayi-bayi itu dapat menghirup oksigen langsung di tempat ia dilahirkan.

Share this post