Bertahannya Produksi Kemplang di Lorong Mari

PALEMBANG – Siapa yang tidak tahu kemplang? Kemplang adalah makanan olahan berbahan dasar ikan sungai atau laut, campuran bumbu, dan tepung sagu atau tapioka. Proses pembuatannya yang bisa digoreng dan di-tunu (Bahasa Palembang: dipanggang atau dibakar) tersebut kini sudah menjadi salah satu buah tangan yang wajib dibawa.

Kemplang kini menjadi penganan lokal yang ikonik karena dikembangkan secara turun-temurun. Selain itu penganan tersebut menjadi salah satu penggerak ekonomi kelompok perempuan (ibu rumah tangga) di Lorong Mari, Kelurahan Talangbubuk, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Salah satu Kelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam UKM Mari Kemplang merupakan mitra binaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju.

Pedagang di Lorong Mari membuka layanan khusus buat pelanggan, yang dikenal dengan Jam Kemplang, yaitu pada pukul 14.00-17.00 WIB. Biasanya pada jam tersebut banyak pelanggan mengambil beberapa plastik berukuran besar untuk dijual lagi.

Di Lorong Mari sendiri ada enam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perajin kemplang. Salah satunya bernama Hamidah yang telah mengeluti pembuatan kemplang secara turun menurun.

Dalam sehari, produksi yang dihasilkan Hamidah berkisar hingga 1.000 kemplang dengan omzet Rp 500.000 per hari. Tren penjualan kemplang sejak 2019 semakin meningkat walau sempat menurun dikarenankan dampak pandemi COVID-19, namun sejak memasuki era normal baru penjualan kemplang semakin membaik.

“Ternyata susah juga yaah. Saya gak lolos tunu kemplang ini, la wong gosong,” ujar General Manager PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju M. Hasan Effendi, setelah mencoba memanggang sendiri kemplangnya. Hasan sangat senang sekaligus mendukung semangat dari UKM Mari Kemplang.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Anggota DPR RI Komisi IV Renny Astuti, saat berkunjung ke kampung kreasi binaan Pertamina, pada Jumat, 6 November 2020. Dia berkesempatan melihat langsung sembari mencicipi kemplang yang telah selesai dipanggang. "Usaha itu bagus, ibu-ibu di sini jadi punya penghasilan sendiri. Dapurnya tetap ngebul walaupun ada COVID-19," ujar Renny.

Kemplang pun tidak hanya menggerakkan kaum perempuan di Lorong Mari, para pemuda pun turut andil, mereka bersemangat dengan berkomitmen membentuk rantai nilai produk kemplang dengan menyediakan ikan segar giling sebagai bahan dasarnya.

“Dahulu Lorong Mari merupakan sentra pembuatan kemplang yang terkenal di Kota Palembang. Saya yakin, apabila semangat yang ada dari para pemuda mampu ditangkap dengan baik maka akan memberikan unsur keberlanjutan dan Pertamina siap untuk mendukung hal tersebut,” kata Hasan. *RU III/HM

Share this post