Berkomitmen Pada Pengembangan Lingkungan Pesisir, PHE Nunukan Company Menanam Ribuan Bibit Mangrove di Pulau Bunyu

Bunyu Selatan - Mengawali Tahun 2019, PHE Nunukan Company (PHENC) kembali menunjukkan langkah nyata, menjalankan komitmen terhadap kelestarian lingkungan. PHENC bersama Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Borneo Tarakan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya pemeliharaan kawasan pesisir melalui Diskusi Publik Enviromental Awareness “Penghijauan dan Pengembangan Kawasan Mangrove” pada 29 dan 30 Januari 2019 di Pulau Bunyu.

Materi disajikan secara apik oleh Dr. Dori Rachma Wani M.si dan Dimas Wiharyanto, M.Si narumber dari Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Borneo (FPIK UBT), menjadikan diskusi yang dihadiri oleh Muspika, Asosiasi Nelayan Tokoh Masyarakat, pelestari mangrove dan masyarakat umum berjalan interaktif.

Saat dihubungi terpisah General Manager PHENC, Achmad Zailani menegaskan tingginya komitmen PHENC terhadap lingkungan, terutama di sekitar wilayah operasi. Ia juga berharap langkah nyata ini dapat ditularkan kepada semua komponen masyarakat, sehingga semangat pelestarian kawasan mangrove dapat terus terjaga.”

Tidak hanya agenda edukasi, acara inipun dilanjutkan dengan penanaman 2.500 bibit pohon mangrove di sekitar pesisir Pantai Bunyu Selatan, yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PHE Nunukan Company bekerja sama dengan Pemerintah Desa di Pulau Bunyu.


“Penanaman bibit pohon Mangrove ini ditujukan untuk melestarikan serta menjaga ekosistem pesisir laut, hal ini penting untuk mencegah abrasi pantai lebih lanjut” Ujar Marlena, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bulungan, yang juga ikut serta dalam kegiatan penanaman.

Hutan mangrove bermanfaat besar bagi penduduk Indonesia, yakni berfungsi untuk melestarikan dan menjaga serta meningkatkan populasi ekosistem pesisir laut, mencegah abrasi dan tsunami laut serta mencegah peresapan air laut ke daratan. Karenanya, upaya – upaya pelestarian hutan mangrove perlu terus digalakkan karena indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pantai.

Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi. Hal tersebut berdasarkan dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Share this post