Harga Minyak Volatile, PDSI Lakukan Terobosan Pertahankan Pertumbuhan Bisnis

Harga Minyak Volatile, PDSI Lakukan Terobosan Pertahankan Pertumbuhan Bisnis

CIREBON – PT Pertamina Drilling Services Indonesia melakukan berbagai terobosan penting untuk tetap mempertahankan pertumbuhan usaha di tengah lesunya industri minyak dan gas bumi global.

 

Presiden Direktur PDSI Lelin Eprianto mengatakan tren kinerja PDSI pada 2016 mengalami rebound setelah sempat jatuh sebagai dampak kelesuan industri karena harga minyak mentah yang masih volatile. Lelin mengatakan pada tahun lalu produktivitas sebanyak 43 rig PDSI mencapai 48,3% atau naik 11% dibandingkan dengan 2015 yang sempat mencapai 43,4%.

 

Hal tersebut berpengaruh pada positif terhadap laba bersih perusahaan yang meningkat dari semula US$2,6 juta pada 2015 menjadi US$8,7 juta pada 2016. Di sisi lain, hal yang cukup membanggakan adalah penurunan angka TRIR dari semula 0,98 menjadi 0,53.

 

“Dengan pencapaian itu, PDSI optimistis terhadap prospek bisnis perusahaannya dengan terus melakukan investasi rig baru. Ini tentu sangat membanggakan karena PDSI tetap tumbuh kendati kondisi harga minyak mentah masih di level yang rendah,” kata Lelin.

 

Pada tahun 2017, PDSI merencanakan investasi sebesar US$45,73 juta dengan 78,1% untuk pengadaan peralatan pemboran, sisanya untuk pengembangan bisnis dan peralatan Health Safety Security and Environment. PDSI, tuturnya, terus melakukan berbagai terobosan penting untuk bisa bertahan bahkan tetap mempertahankan pertumbuhan.

 

Beberapa terobosan yang dilakukan di antaranya penggunaan rig dengan teknologi robot yang memiliki produktivitas serta dengan kehandalan dan standard safety yang tinggi. Dengan penggunaan rig berteknologi terbaru (rig walking dan skidding), perpindahan rig dapat dilakukan dengan cepat sehingga lebih efisien dan produktif.

 

Terobosan lainnya adalah pemanfaatan Pusat Logistik Berikat yang berhasil menghemat sekitar 7% dari biaya material. “PLB sangat berperan untuk efisiensi bagi PDSI. Dengan PLB, barang yang semula kami datangkan dari Amerika Serikat, harus mampir dulu ke Dubai maupun Singapura, walaupun Singapura bukan produsen migas. Dengan PLB, cost of material turun sekitar 6%-7%.”

Share this post