Pujian Turis Mancanegara untuk Souvenir Sungai Wain

BALIKPAPAN  – Singgah ke Balikpapan, jangan lupa kunjungi desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan. Di sana selain menikmati keindahan alam dan keaneragaman hayati, pengunjung juga dapat membeli souvenir unik khas Sungai Wain untuk oleh-oleh bagi orang tercinta di rumah. Hasil karya Kelompok Perajin Kampung Sungai Wain yang dijadikan gantungan kunci, hiasan meja hingga tempelan dinding  berbentuk Mandau, Tameng Dayak, Burung Enggang, Beruang Madu, dan Obor Kilang Pertamina tersebut berhasil memikat turis manca negara untuk membelinya.

Salah satu turis mancanegara yang  terkagum-kagum adalah Mino Capezzera, asal Italia. “Saya datang ke Desa Wisata Sungai Wain selama lima hari untuk menikmati keindahan alam dan pulang dengan membawa buah tangan yang dibuat dari bahan olahan limbah ini. That’s paradise,” ungkapnya.

Souvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik yang dibuat dari kayu limbah tersebut merupakan inisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang menggandeng warga Desa Wisata Sungai Wain.

Pertamina bukan tanpa alasan memilih Desa Sungai Wain. Warga Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara ini masuk dalam kawasan ring I wilayah aset milik Refinery Unit V, yakni Reservoir Sei Wain. Program ini menjadi wujud tanggung jawab sosial Pertamina bagi warga yang tinggal di sekitar aset pendukung operasinya.

Agusdin, penggerak Kelompok Perajin Desa Sungai Wain yang juga aktivis lingkungan mengatakan, awalnya warga di sana memiliki beragam mata pencaharian, namun tidak tetap dan seringkali mengisi waktu senggang mereka untuk membuat kerajinan tangan. “Total warga di sini sebanyak 476 orang dan 138 kepala keluarga. Beberapa masih memiliki pekerjaan tidak tetap dan sering mengisi waktu senggang dengan membuat kerajinan, seperti atap dari daun nipah, maupun rajutan dan anyaman rotan,” ujarnya.

Kelompok perajin yang diinisasi sejak 2015 ini memfokuskan kerajinan dengan bahan dasar batok kelapa, ukiran kayu dan anyaman rotan. Sejak Maret 2015 (tahap I) hingga Mei 2017 (tahap II), mereka mengikuti pendampingan dan pelatihan pembuatan souvenir asli Balikpapan.

Rebu, salah satu perajin yang sedang membuat kerajinan foto dari kayu limbah mengatakan, mendapatkan keterampilan pembuatan souvenir melalui pelatihan pembuatan souvenir tahap 1 yang dilakukan di Jogjakarta pada 19 sampai 25 Maret 2015.

“Saat itu kami diberikan pengetahuan teknik dasar pembuatan souvenir berbahan dasar batok kelapa, adalah membuat motif souvenir yang berhubungan dengan kultur Kaltim atau Balikpapan,” kata Rebu.

Dengan adanya program ini, dampak positifnya tidak hanya diterima oleh warga binaan, tapi juga dari sisi pemerintah, swasta atau stakeholder serta Pertamina sendiri sebagai inisiator.

“Kami berterima kasih dan bersyukur dengan adanya kegiatan Pertamina ini. Setidaknya dua manfaat kami peroleh, warga semakin kompak dan produktif, serta ada tambahan ekonomi yang bisa dihasilkan melalui kerjasama,” tutup Agusdin.•RENO

Share this post