Pertamina dan Rosneft Kick Off Meeting Pelaksanaan AMDAL dan ESIA Kilang Tuban

Pertamina dan Rosneft Kick Off Meeting Pelaksanaan AMDAL dan ESIA Kilang Tuban

6-pengolahanJAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan Rosneft melakukan kick off meeting Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Environment and Social Impact Analysis (ESIA) sebagai tanda awal dimulainya kedua pekerjaan tersebut. PT Greencap NAA Indonesia akan melaksanakan dua kegiatan tersebut setelah melalui proses pemilihan se­suai dengan ketentuan pe­merintah.


Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi menga­takan kegiatan ini salah satu yang sangat menentukan bagi upaya tercapainya target penyelesaian New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban. AMDAL, tuturnya, menjadi syarat utama sebelum pro­ses pembersihan lahan dan pengembangan tapak se­bagai pekerjaan awal proyek dapat dilaksanakan.


“Syarat penting untuk melakukan land clearing dan site development adalah harus ada izin AMDAL. Maka dari itu harus bergerak cepat dan kami telah menetapkan Greencap sebagai konsultan yang hari ini kami bersama-sama dengan Rosneft me­lakukan kick off meeting sebagai tanda dimulainya pekerjaan AMDAL,” kata Hardadi pada pelaksanaan kick off meeting AMDAL dan ESIA NGRR TUban di Lantai M Kantor Pusat Pertamina, Rabu (14/12).


Pekerjaan AMDAL ter­sebut, lanjutnya, akan dise­lesaikan dalam waktu enam bulan. Adapun, pekerjaan ESIA ditargetkan tuntas pada September 2017.
“Pertamina dan Rosneft telah sepakat untuk menga­wal secara ketat pelaksanaan AMDAL ini sehingga dapat tuntas tepat waktu,” tegasnya.
Hal ini, lanjut Hardadi, sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo pada saat melakukan kun­jungan kerja ke Tuban pada 28 November 2016. Kala itu, Presiden meminta kepada Manajemen Pertamina untuk dapat melaksanakan ground breaking proyek NGRR Tuban pada awal Juli 2017.
“Dengan sisa waktu yang mendesak ini perlu di­lakukan percepatan ter­hadap persiapan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kilang. Oleh karena itu pekerjaan AMDAL menjadi sangat krusial.”

Pertemuan Dua Hari


Selain kick off meeting AMDAL dan ESIA, Pertamina dan Rosneft telah melakukan pertemuan dua hari untuk mem­bahas kemajuan pelak­sanaan bankable feasibility study (BFS). Beberapa kon­sultan yang terlibat dalam pe­laksanaan BFS, seperti Technip untuk aspek teknik, Nexan untuk pembahasan analisis pemasaran, kajian lokal oleh Institute Teknologi Sepuluh November dan Uni­versitas Airlangga.


“Kajian dari Nexan sudah selesai, ITS dan Unair juga sudah selesai dan kajian oleh Technip akan ditargetkan se­lesai Januari. Ada be­berapa masukan untuk pe­nyempurnaan kajian dan diha­rapkan semua pekerjaan BFS dapat selesai Januari nanti,” katanya.


Setelah BFS selesai, tutur Hardadi, Pertamina dapat menetapkan estimasi be­lanja modal dan juga material balance sehingga ke­eko­nomian proyek sudah bisa dihitung pada Februari dan saat itulah Pre-Investment Decission 1 dapat ditentukan. “Perkembangan kami lihat cukup bagus.”


Pertamina dan Rosneft juga terus melakukan penyelarasan jadwal per­cepatan proyek ini sehingga diharapkan betul-betul di akhir tahun 2021 NGRR Tuban bisa diselesaikan. Ter­masuk beberapa strategi pelaksanaannya, engineering, Project Management Contract (PMC), dan juga strategi Engineering, Procurement, and Construction.


Yang tidak kalah pen­ting, beberapa masukan dari Direktorat Hulu dan Direktorat Gas yang me­miliki keterkaitan dengan proyek. Pada bagian hulu migas, pembahasan terkait dengan persiapan menuju penandatanganan Sales and Purchase Agreement (SPA) dua blok migas di Rusia yang ditawarkan kepada Pertamina yang menjadi condition and precedence bagi pembentukan JV kedua perusahaan pada Februari 2017. Adapun, untuk dibahas mengenai beberapa opsi pasokan gas sebanyak 125 mmscfd untuk operasional NGRR Tuban.•RILIS

Share this post