Pakai Sweet Gas, Hemat Rp 3,3 Miliar

Pakai Sweet Gas, Hemat Rp 3,3 Miliar

JAKARTA - Sejalan dengan kepedulian PT Pertamina Hulu Energi terhadap penghematan bahan bakar, Tim Proyek Kendali Mutu (PKM) Sinergy coba memanfaatkan Sweet Gas untuk mengurangi pe­makaian diesel, di Central Processing Area JOB Pertamina Petrochina East Java, Tuban, Jawa Timur.

 

“Dengan dilakukannya inovasi ini, kita bisa menghemat biaya sebesar Rp 3,3 miliar per tahun,” ucap Hari, selaku Operation Production PPEJ, pada acara Annual Pertamina Quality (APQ) Awards 2013 di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (28/10).

 

Agar pemakaian diesel dapat dikurangi, kelompok PKM Sinergy kemudian berinisiatif memasang bi-fuel converter untuk mencampur bahan bakar diesel dengan Sweet Gas.Melalui langkah tersebut, pihaknya meyakini bisa menurunkan biaya bahan bakar dan mengurangi frekuensi pengiriman diesel secara optimal.Selain untuk mengurangi iluminasi flare, juga dapat menurunkan tem­peratur exhaust sehingga me­ningkatkan performance engine.

 

“Untuk jangka panjang, program ini sangat menjan­jikan karena gas yang dipakai adalah gas produksi sendiri yang lebih murah,” papar Hari,

 

Hari menjelaskan, ada beberapa faktor yang menja­di penyebab masalah, di an­taranya tidak ada pengawasan dalam pengisian sehingga pengisian fuel tidak sesuai permintaan, running hour dan load bertambah tinggi, dan pembacaan level sebelum settling mengakibatkan level diesel fuel tidak aktual.

 

“Dari beberapa faktor, hanya ada satu yang menjadi faktor dominan, yaitu design engine dengan diesel, aki­batnya bahan bakar yang di­pakai hanya menggunakan diesel,” pungkasnya.

 

Pada presentasinya ber­judul “Mengurangi Pemakaian Diesel Oil Shipping Pump Engine dengan Pemanfaatan Sweet Gas di Central Processing Area JOB PPEJ”, pihaknya mulai menargetkan pengurangan pemakaian diesel di crude oil shipping pump sebesar 39.4 persen atau sebesar 41 persen untuk PP-8300 C dan 38 persen PP-8400 B.

 

Setelah dipasang bi-fuel, Hari mengungkapkan, telah terjadi penurunan temperatur. Tak hanya itu, permintaan dan pengisian diesel fuel juga bisa berkurang. “Dari sebelumnya 18 kali, kini pengisian bisa menjadi 12 kali,” ujar dia.

 

Dampak positif yang bisa diperoleh tidak hanya berdasarkan kualitas saja, namun juga bersifat moral yakni dengan membentuk kepedulian terhadap peng­hematan penggunaan diesel fuel. “Tentunya dengan pe­nge­cekan kondisi gas supply yang dilakukan setiap 2 jam sekali,” imbuhnya.

 

Hari mengungkapkan, inovasi yang dijalani bersama anggota kelompoknya itu sudah sesuai dengan pene­rapan standar prosedur.Ken­dati demikian, pihaknya menekankan, bahwa tidak ada perubahan karakteristik terhadap performa engine antara percampuran Sweet Gas dengan diesel. “Untuk instruksi kerja pengoperasian PP-8300 C dan PP-8400, kita menggunakan dual fuel yang sudah di-update. Hal ini sudah disosialisasikan ke semua operator,” tegasnya.•EGHA

Share this post