CILACAP - Menjelang deadline mechanical completion RFCC Project yang semakin dekat, Direktur Pengolahan beserta tim manajemen Kantor Pusat Pertamina, melakukan management walkthrough (MWT) ke lingkungan RFCC Project RU IV Cilacap, untuk memantau sejauh mana proyek tersebut berjalan.
Dalam kunjungan tersebut, Direktur Pengolahan Rachmad Hardadi didampingi SVP Business Development Iriawan Yulianto, VP Refining Project Ignatius Talullembang, VP Research and Development Eko Wahyu Laksmono, Manager Planning and Evaluation Solikhah, HSSE Refinery Manager Budi Setyono, Ast. Manager TS Crude, Feedstock and Fuel Agus Istiawan, GM RU II Dumai Nyoman Sukadana, Coordonator Project Amir H. Siagian, serta advisor RDMP Heru Supandriyo dan Dadik Pribadi.
“Saat ini kita harus melakukan our best effort untuk dapat menyelesaikan RFCC Project tepat waktu. Baik tim manajemen RFCC maupun tim manajemen RU IV harus bekerjasama secara sinergis untuk dapat mencapai target penyelesaian mechanical completion di bulan Maret 2015 dan target operasi di bulan Juni 2015,” jelas Rachmad Hardadi.
Dalam kesempatan tersebut, Rachmad juga memberikan dukungan penuh terhadap penyelesaian proyek RFCC. “Efforts apapun yang dibutuhkan akan kami dukung dan bantu semaksimal mungkin, termasuk yang perlu diperhatikan adalah man power untuk mengisi struktur organisasi dan melakukan pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini,” tambah Rachmad Hardadi.
Usai melakukan site visit di lapangan, rombongan direksi langsung menuju Ruang Rapat II Head Office Pertamina RU IV Cilacap untuk melakukan briefing dengan tim manajemen serta para section head. Dalam kesempatan tersebut, selain pembahasan progress RFCC juga terdapat diskusi mengenai Kebijakan Transformasi, menyusul rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas kepada pemerintah tentang penghapusan RON 88 di pasaran. Dalam hal ini, Direktur Pengolahan meminta pekerja tidak khawatir, karena bagi kilang hal tersebut menjadi tantangan bagi perkembangan dan keberlangsungan kilang pengolahan di masa mendatang. “Ditambah lagi saat ini realisasi penggunaan RON 88 hanya 15% saja yang menggunakan NAPHTA, sisanya menggunakan RON 92.” ujar Rachmad Hardadi.
Satu hal lagi yang ditekankan dalam pelaksanaan MWT tersebut adalah target untuk melakukan reformasi strategis perusahaan. “Tahun ini, kita harus bekerja secara baik, bersih, dan tegas. Kita harus menghilangkan segala bentuk penyimpangan yang dapat menghambat kinerja perusahaan. Untuk itu, Pertamina dan pemerintah telah berkomitmen untuk bekerja sama dalam melakukan reformasi,” tutup Rachmad Hardadi.•RUIV