Anak Perusahaan M&T Pertamina Jalin 16 Bisnis Sinergi

Anak Perusahaan M&T Pertamina Jalin 16 Bisnis Sinergi

SubsidarysummitBANDUNG – Direktur Pe­ma­saran dan Niaga Pertamina Hanung Budya (saat men­jabat) mengukuhkan penan­datanganan sinergi bisnis kerja sama antar anak peru­sahaan Marketing & Tra­ding Pertamina dengan nilai bisnis sebesar Rp3,23 triliun.

 

Sebanyak 16 potensi kerja sama dilakukan oleh lima anak perusahaan M&T Pertamina yakni, Pertamina Patra Niaga, Pertamina Retail, Pertamina Lubricants, Pertamina Trans Kontinental, dan Pertamina Energy Services.

 

Kegiatan Marketing & Trading Subsidiary Business Summit merupakan forum sinergi antar anak perusahaan Pertamina di lingkungan Mar­keting and Trading dan Petral. Hal tersebut dilakukan guna mengeksplorasi potensi bisnis di setiap anak perusahaan agar terbentuk jalinan kerja sama yang berkesinambungan.

 

Hanung mengakui, Per­tamina memiliki potensi yang sangat luar biasa. “Misalnya saja Pertamina punya 5.000 SPBU, dan Pertamina Retail juga punya 100, gerai bright sebanyak 300. Ditambah pelumas juga memiliki pasar yang luar biasa besar. Patra Niaga volumenya besar, PTK punya kapal yang bagus. Kemudian tanah yang idle di Petral bisa memberikan se­bagian bisnisnya untuk ang­kutan produk impor dan ini yang coba kita sinergikan,” ungkap Hanung usai kegiatan yang dihelat di Sheraton Hotel Bandung, Sabtu (14/11).

 

Ha­nung menegaskan, agar anak perusahaan da­pat mengoptimalkan kemampuan kerja sama yang ada. Sehingga tidak menutup kemungkinan sinergi yang dihasilkan di masa mendatang mampu mencapai hingga sepuluh kali lipat. “Tidak harus kerja sama di bidang yang baru, tapi juga yang sudah ada harus di­maksimalkan. Kalau itu ter­jadi, ini merupakan langkah positif dari sisi bisnis sangat menguntungkan, potensi ba­nyak yang bisa dieksplor lebih lanjut,” papar dia.

 

Kunci utama dalam pro­ses tersebut menurut Hanung adalah konsistensi di antara manajemen yang dila­kukan secara kontinyu. Di­mana langkah tersebut akan mempercepat aspirasi perusahaan dengan me­reali­­sasikan pencapaian Pertamina di tahun 2025 mendatang. “Kita ingin men-generate revenue 200 miliar dollar, dan saya optimis kita mengarah ke sana. Pertamina adalah perusahaan besar dan berarti anaknya pun perusahaan besar. Aset yang bisa men­datangkan uang untuk peru­sahaan lain itu peluang kita untuk mengembangkan bisnis dengan ber­sinergi satu sama lain,” tegasnya.

 

Dibutuhkan semangat ke­mitraan dan kebersamaan yang utuh dalam menjalin sinergi. Untuk itu, pemikiran yang masih tersekat-sekat atau silo harus dibongkar terlebih dahulu. Setelah itu terjadi, maka semua ke­mungkinan bisnis kerja sama dapat dila­kukan. Tentunya harus se­suai dengan prosedur, har­ga tetap kompetitif serta efi­sien. Pengelolaannya pun ha­rus sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.

 

“Pada akhirnya akan meng­hasilkan laba yang belum terpikirkan sebe­lum­nya. Karena laba terjadi karena pendayagunaan resources yang efisien, saling memanfaatkan expertise yang ada di lingkungan anak perusahaan. Dan itu adalah salah satu aspek dimana laba terjadi,” tutup Hanung.• EGHA

Share this post