Menteri BUMN Erick Thohir mengajak pengelola pondok pesantren di Jawa Tengah untuk berkontribusi pada pengembangan Pertashop.

Pesantren Bisa Tingkatkan Ekonomi Umat melalui Pertashop

PEKALONGAN - Dalam rangka meningkatkan perekonomian umat, Menteri BUMN Erick Thohir sekaligus Ketua Umum Badan Pengurus Harian  Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengajak pengelola pondok pesantren untuk menjadikan Pertashop sebagai teman usaha yang menguntungkan.

Hal tersebut disampaikan Erick dalam acara sosialisasi Pertashop kepada pondok pesantren yang disaksikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, di Pekalongan, Kamis, 30 April 2021. Turut mendampingi Erick, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Fanshurullah Asa, Direktur Utama PT Pertamina Retail, Iin Febrian, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, dan Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Sylvia Grace Yuvenna.

"Kehadiran BUMN seyogianya dapat menjadi lokomotif penyeimbang ekonomi, baik untuk pesantren maupun warga di sekitar pesantren. Kami sudah mengalokasikan pembangunan 1.000 unit Pertashop khusus untuk pesantren setiap tahun agar perekonomian pesantren menjadi lebih baik lagi,” ujar Erick.

Hal ini dipertegas oleh Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya selaku Dewan Pertimbangan Presiden. Ia berharap pesantren memiliki badan usaha yang dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi umat dan berkelanjutan.  "Sekarang zaman serba modern. Kita tidak bisa lagi menjadi single fighter dalam berbisnis. Kita harus bersinergi agar ekonomi umat dapat meningkat,” ujarnya.

Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa juga menganjurkan hal yang sama. Ia mengajak seluruh pengurus pondok pesantren se-Jawa Tengah untuk mengambil kesempatan ini agar kemandirian ekonomi umat dapat bangkit.

"Saat ini bola ada di tangan pemilik dan pengurus pesantren. Dengan adanya Pertashop dapat menjadi pembangkit ekonomi umat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud,” ujarnya.

Direktur PT Pertamina Retail, Iin Febrian menjelaskan, Pertamina berkomitmen mencapai target 10.000 unit Pertashop tiap tahun di seluruh Indonesia,  termasuk 1.000 unit alokasi untuk pondok pesantren. “Dengan adanya dukungan MES serta Bank Syariah Indonesia (BSI) diharapkan  Pertashop di pondok pesantren dapat terwujud dengan cepat sehingga ada pengembangan pesantren,” ucap Iin.

Ia menambahkan, sesuai arahan menteri BUMN, Pertashop di Pesantren nantinya tidak hanya menjual produk dari Pertamina saja seperti BBM dan LPG.  "Produk dari BUMN lain sangat memungkinkan untuk dijual di Pertashop sehingga Pertashop menjadi sebuah ekosistem ekonomi di pondok pesantren,” ujarnya.

Peran pondok pesantren dan para pengusaha daerah untuk menyukseskan Program Pertashop sangat diperlukan sehingga terbangun Pertashop di setiap desa sejalan dengan Program One Village One Outlet (OVOO) untuk pemerataan energi.

Selain menggerakkan roda perekonomian, kehadiran Pertashop di pondok pesantren juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pondok pesantren. Pembangunan dan pengoperasian Pertashop juga mengandung kandungan komponen dalam negeri (TKDN) yang sangat tinggi, sekitar 84 persen dilakukan oleh ekosistem dalam negeri, sehingga benar-benar menggerakkan perindustrian dan perekonomian nasional.

Saat ini, 1.670 unit Pertashop beroperasi di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah Jawa Bagian Tengah terdapat hampir 290 unit Pertashop yang sudah dan siap melayani kebutuhan energi masyarakat.

"Kesempatan untuk membangun Pertashop masih terbuka lebar. Kami mengajak para pengusaha, investor, dan pondok pesantren untuk bersama dengan Pertamina dan pemerintah mewujudkan kemandirian energi dan ekonomi,” tutur Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Sylvia Grace Yuvenna.

Seluruh informasi dan pendaftaran kemitraan Pertashop dapat diketahui melalui ptm.id/MitraPertashop atau melalui kontak Pertamina 135.*MOR IV/PTM/RO

Share this post