Pertamina Peduli Musibah Banjarnegara

CSR_banjarnegaraBanjarnegara - Mar­keting Operation Region (MOR) IV Semarang terus memberikan bantuan kepada korban longsor Banjarnegara melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan bantuan “Pertamina Peduli” yang terdiri dari voucher BBK (bahan bakar khusus) senilai Rp. 100 juta, kompor high pressure sebanyak 128 kompor, paket obat-obatan serta bantuan logistik, seperti pakaian, handuk, dan selimut, serta makanan bayi.

 

Selain itu, pasokan Elpiji untuk kebutuhan memasak di dapur umum yang ber­ada di lokasi bencana ju­ga terus dipasok melalui His­wana Migas di wilayah Banjarnegara. Pertamina dan Hiswana melakukan kordinasi secara intens baik dengan Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Suseno di Kantor Bupati  dan Wakil Bupati Ban­jarnegara Hadi Suseno yang berada di Posko Induk Penanganan Bencana. Koordinasi juga dengan dilakukan dengan Dandim Banjarnegara Edy Rochmatullah, Ketua PMI Banjarnegara  Setiawan, dan Mitra CSR Pertamina dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang juga membuka Posko di lokasi bencana.

 

Bantuan dengan total nilai sekitar Rp200 juta diserahkan oleh GM Marketing Operation Reg IV Subagjo Hari Moeljanto melalui posko induk BNPB, pada (16/12).

 

“Ini bagian dari program CSR perusahaan terhadap masyarakat, terutama yang saat ini tertimpa musibah longsor di Karang Kobar,”  ujar Subagjo Hari Moeljanto.

 

Sebelumnya, pasca ben­cana longsor yang ter­­jadi di Karang Kobar Banjarnegara, pada Jumat (12/12), MOR IV bermitra dengan Hiswana Migas, melakukan berbagai upaya untuk terus memasok BBM di wilayah terdampak bencana.

 

Berbagai inisiatif untuk terus memenuhi kebutuhan BBM masyarakat dilakukan dengan meningkatkan pa­sok­­an BBM ke SPBU ter­de­­kat dan menyediakan stand by BBM Solar di SPBU Petambakan serta pengalihan pasokan BBM me­lalui TBBM Tegal.

 

Terputusnya akses ke lokasi bencana dan SPBU di lokasi sejak (12/12) berhasil diatasi dengan tersuplainya BBM dengan penggunaan BBM dalam kemasan. Untuk penggunaan mobil tanki dila­kukan pengalihan suplai agar tetap dapat mensuplai BBM bagi kebutuhan operasional kendaraan maupun alat berat untuk evakuasi.

 

Pengalihan pasokan dila­kukan dengan mobil tangki berkapasitas 8 kiloliter. “Bia­sanya mobil tangki yang digunakan ber­ka­pasitas 16 KL. Karena ak­ses jalur yang terbatas kami gunakan mobil tangki berkapasitas 8 KL yang lebih sesuai untuk menempuh medan tersebut,” jelas GM MOR IV Subagjo Hari Moeljanto.•MORIV

Share this post