Jambaran Tiung Biru bersama Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyu Urip Bangkit menggelar kegiatan program penyediaan akses sanitasi dan air bersih bagi masyarakat yang diselenggarakan di Balai Desa Gading, Tambak Rejo, Bojonegoro, Jawa Timur pada Sabtu (16/10/2021). (Foto: Dok. JTB)

Jambaran Tiung Biru Bantu Atasi Kekeringan dengan Program Air Bersih

BOJONEGORO – Jambaran Tiung Biru (JTB) yang merupakan salah satu bagian dari Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina menginisiasi program penyediaan akses sanitasi dan air bersih bagi warga masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan di tengah cuaca panas tengah melanda banyak wilayah Indonesia, termasuk Bojonegoro yang juga memiliki kelembaban udara tinggi. Program yang telah mendapatkan persetujuan dari SKK Migas ini dilaksanakan secara kolaborasi bersama lembaga swadaya masyarakat setempat Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA 2B).

Dalam mengawali program tersebut, dilakukan kegiatan Sosialisasi & Rembug Desa untuk Program Penyediaan Akses Sanitasi dan Air Bersih yang diikuti oleh berbagai komponen perwakilan masyarakat diadakan di Balai Desa Gading, Kecamatan Tambakrejo dan Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo   Bojonegoro, Jawa Timur pada Sabtu 16 Oktober 2021.

Selama ini, masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan kekeringan sering mengalami kesulitan akan akses terhadap sanitasi maupun ketersediaan air bersih hariannya. JTB berupaya untuk selalu bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro dan melibatkan lembaga swadaya lokal untuk mendapat solusi jangka panjang terhadap permasalahan pemenuhan air bersih yang dihadapi oleh masyarakat.

JTB site Office & PGA Manager Edy Purnomo mengungkapkan, sebelum program ini dimulai, timnya bekerjasama dengan stakeholder terkait terlebih dahulu melakukan studi dan survey untuk mengetahui solusi yang tepat. 

"Kita semua tentu tahu, wilayah yang rawan dengan kekeringan pada musim kemarau seperti sekarang akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan air. Sementara air adalah kebutuhan yang primer dalam kehidupan. Maka kita lakukan koordinasi dengan stakeholder terkait seperti pemda Kabupaten Bojonegoro untuk bersama-sama memberi yang terbaik bagi masyarakat di sana," imbuh Edy.

Selain itu, program ini juga terlaksana atas peran serta dari para pengurus Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) dan seluruh warga calon penerima manfaat yang aktif memberikan masukan maupun aspirasinya demi suksesnya program ini. Adapun total penerima manfaat dari program ini ialah sebanyak 375 KK yang meliputi 170 KK berasal dari Desa Gading, Kecamatan Tambakrejo, 85 KK dari Desa Meduri Kecamatan Margomulyo dan selebihnya 120 KK dari Desa Ngemplak Kecamatan Baureno.

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Desa Ngemplak Desi Irawati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PEPC dan semua pihak yang telah mendukung terlaksananya program ini. Menurutnya, program ini seperti sebuah berkah bagi warganya karena selama ini mereka merasakan betul betapa sulitnya untuk mencukupi kebutuhan pokok berupa air setiap kemarau datang.

“Sudah satu tahun kami menunggu adanya program ini. Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada PEPC dan semua pihak untuk kebaikan ini,” ujar Desi.

Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang dikembangkan oleh PEPC Zona 12 ini merupakan bentuk komitmen realisasi program pengembangan masyarakat dari PEPC dalam bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pembangunan Kabupaten Bojonegoro. Diharapkan, program pengembangan masyarakat seperti ini semakin banyak memberi manfaat bagi masyarakat sehingga pada akhirnya turut berperan serta pada pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. *JTB

Share this post