ULUBELU, LAMPUNG – Senyum sumringah bahagia para orang tua, jerit tangis sekaligus tawa riang bocah-bocah kampung Ulubelu, bercampur aduk mewarnai kantor Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu, pada 11 Desember 2014 lalu.
Sejak pagi hari, lebih dari 90 anak berbaju koko, berpeci dan bersarung, lalu diarak dan digadang-gadang kedua orang tuanya. Tanpa ragu mereka melenggang berduyun-duyun menuju aula besar, yang berdiri antara barisan bebukitan dan pegunungan Tanggamus. Mereka datang dari delapan pekon atau desa di Kecamatan Ulubelu, Lampung, seperti Ngarit, Muara Dua, Karangrejo, Pagar Alam, Gunung Tiga, Datarajan, Air Aban, Sukamadu, serta sebagian lagi dari Kecamatan Pulau Panggung dan Maningan.
Mereka mengikuti “Bakti Sosial Khitanan Massal,” yang diselenggarakan oleh PGE, bekerja sama dengan Kodim 0424, Tanggamus. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Sewindu PGE, yang puncaknya dilakukan di Area Ulubelu sehari kemudian, (12/12/2014).
GM PGE Area Ulubelu Adnan mengatakan, acara tersebut dipilih karena belum pernah ada di Pekon-pekon Ulubelu. “Ini kesempatan PGE untuk lebih dekat dengan masyarakat, dengan memperlihatkan kepeduliannya,” ujar Adnan.
Hal tersebut terbukti, Sambutan warga begitu antusias dengan mengikutsertakan putera mereka untuk dikhitan. “Semoga masyarakat semakin percaya bahwa PGE di Ulubelu ini memberikan manfaat langsung untuk mereka. Dengan demikian, kegiatan panasbumi di Ulubelu didukung penuh oleh masyarakat sekitar,” tukas Adnan.
Dalam kegiatan yang berlangsung sehari ini pihak TNI AD mengerahkan personilnya yang dibantu oleh Detasemen Kesehatan, Babinsa, Kodim, dan Koramil dari Kecamatan Ulubelu. Komandan Kodim 0242, Tanggamus, Letnan Kolonel, Inf. Christomie Sianturi, menyambut baik kegiatan bakti sosial ini. Ia memandang kegiatan yang manfaatnya dirasakan langsung oeh masyarakat dapat membangkitkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap Pertamina.
Salah seorang warga Muara Dua, Dubiansyah (34), mengaku senang sekali dan lega, karena anak laki-lakinya (Rindi Saputra), akhirnya bisa disunat. Maklum saja, Dubiansyah yang sehari-hari berkebun ini hanya berpenghasilan 35 ribu per hari.•SAHRUL